Minggu, 19 Agustus 2018

~Merinduimu, Lombok~


Deras siang menggelitik keringat,
Mengucur lelah yang sempat,
Tertambat dalam sapaan ingat

Langit cerah diatas sedang tak karuan,
Sementara bumi sedang sendu dalam penantian,

Menanti hari esok tanpa resah,
Yang memagut gelisah,
Menanti bumi pulih,
Dan tiada menyisakan gundah

Mata yang terjaga tanpa lelah,
Menatap yang telah luluh lantah,
Hati yang terbalut sedih,
Merenungi kiranya salah

Pohon-pohon menari bersama angin,
Menjadi kawan yang ingin,
Menyatukan warna keindahan

Juga pantai yang serupa indah,
Air laut menjadi musik terindah,

Sedu sedan,
Dalam dendang,
Yang menjadi kenang

Dan tiada ingin,
Beranjak pergi walau sebentar

Resah dan gelisah,
Menjadi kawan sementara saja,
Tak usah berlama-lama

Biar keluh dalam pilu ini tenang,
Tanpa menyanyat sekali lagi,

Biar rindu tentang keindahan mu,
Menyapa sekali lagi,
Berkali - kali,
Disini, di pulau ini

Merinduimu yang tenang,
Wahai pulau terindahku,
Lombok nan syahdu...
🏝


Rabu, 15 Agustus 2018

Selamat Pagi

Selamat pagi,
Lombok indah yang menghiasi,

Semoga lekas sembuh,
Dan bersahabat,

Kalau sempat,
Mari saling menatap,
Memaknai bait demi bait
Puisiku...

Selamat pagi teh manis,
Semanis yang sedang menulis,
Juga semanis kata dalam puisi rasa

Selaras dengan pisang rasa coklat,
Menjadi pelengkap cemilan pagi



Lokasi: Suasana subuh yang menyembunyikan keindahannya di balik rumah.

Rindu Mengapa Rindu

Rindu yang tak sempat,
Hanya memagut,
Dalam hati kalut

Tiada guna bergurau,
Kalau,
Kita saja tak pernah mampu,
Untuk sebuah temu

Akankah kita tak bisa beranjak,
Dari rasa sunyi semenjak

Akankah rindu ini butuh terus terang,
Akan angan-angan,
Yang ingin,
Sebuah temu berperasaan

Rindu mengapa rindu,
Hati mengapa sunyi,
Dan malam ini,

Mengapa kau terus dalam ingatan tanpa ingin pergi ?



Remang Malam

Gelap malam,
Bisakah aku bertanya padamu

Maukah engkau selalu menemaniku hingga pagi tiba,
Lalu aku menikmati remang malam mu,
Dan mulai terlelap

Aku ingin menyatakan padamu malam,
Bahwa engkau yang selalu ku tunggu,
Dalam keheningan tanpa dendang,
Dalam ketenangan berpikir,
Lalu menuliskan perihal tentangmu malam

Aku menyukaimu malam,
Dan mendapati diri telah merangkaimu menjadi puisi,
Seindah dirimu malam


Foto: Di remang malam dengan rasa yang memikirkan ❤

Di Ujung Malam

Adakah sedikit waktumu untuk kita saling menyapa di ujung malam,
Sebab setelah itu kita beranjak pulas sebelum remang dalam bayang,

Malam ini aku memang sedang ingin menulis,
Perihal dirimu yang selalu mengusikku,

Kamu tau apa yang aku pikirkan ?
Iya, kamu memang hidup dalam tulisanku,
Puisi yang selalu terangkai rapi tentang aku dan kamu

Sepucuk Bunga

Mungkin saja,
Aku telah menjadi sepucuk bunga yang telah kau rasa,
Lalu membiarkan

Sepeluk Harapan

Beginilah,
Tak seperti dulu,
Hingga aku menjadi terbiasa,
Tanpa sepeluk harapan