Minggu, 06 Oktober 2013

FTS. KOSMETIK “BEDAK PUROL”

MAKALAH
“BEDAK PUROL”

Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam menempuh mata kuliah Formulasi Kosmetik
yang dibina oleh Kartini, ST


Disusun oleh

Selfia Mona Peggystia                  11.02.1039



AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
Juni 2013





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, perkembangan kosmetik pun tak ketinggalan. Beragam macam kosmetik dijumpai di berbagai tempat seperti toko-toko kecantikan, salon-salon, pasaran dan masih banyak lagi. Namun tak semua kosmetik yang dijumpai bisa memberikan hasil yang baik. Seperti yang kita ketahui, ada beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab dan hanya mengedarkan kosmetik berbahaya untuk mendapat keuntungan. Untuk itu, disinilah peran farmasi sangat dibutuhkan. Salah satunya, adanya penyuluhan di beberapa tempat untuk memberikan informasi tentang kosmetik yang baik dan aman digunakan, juga tidak berbahaya bagi konsumen.
Kosmetik yang sering kita jumpai diantaranya adalah bedak, lipstik, eye shadow, deodoran, parfum, lotion dan lain lain. Seperti halnya bedak, bedak kita ketahui ada banyak sekali tawaran produsen yang menjanjikan kulit tampak sehat dan bersih. Wanita tak segan-segan untuk membeli beberapa produk kosmetik untuk tampil lebih “woow” dan tampil beda dengan riasan produk kecantikan. Tetapi sebagai konsumen juga harus benar-benar memilih kosmetik yang aman dan hasilnya terjamin. Kosmetik berbahaya yang bisa menimbulkan gatal-gatal dan membuat ketidakcocokan kepada konsumen. Untuk itu konsumen harus dengan jeli memilih dan membeli produk kecantikan. Konsultasi ke dokter kecantikan juga sangat perlu, karena untuk mengetahui jenis kulit agar lebih mudah untuk memilih kosmetik yang aman dan hasilnya terjamin untuk kulit.
Kulit sensitif memang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Terkena polusi, terik matahari yang begitu membakar membuat kulit kadang terasa gatal. Sangat tidak nyaman apalagi gatal-gatalnya menimbulkan warna merah. Maka dari itu, kosmetik seperti bedak purol yang di racik sedemikian rupa yang terjamin penyembuhkan dan keamanannya. Dikarenakan khasiat dari masing-masing bahan yang terkandung yang bisa melawan bakteri ataupun virus yang menyerang. Bedak purol ini memberikan perlindungan pada kulit dari bakteri jahat, juga memberikan aroma yang khas karena kandungan masing-masing bahan dari bedak purol.   

1.2  Tujuan
1.        Untuk mengetahui cara pembuatan bedak purol.
2.        Untuk mengetahui jenis dan bahan dari bedak purol.

1.3  Manfaat
1.        Dapat memahami tahap-tahap dalam pembuatan bedak purol.
2.        Dapat mengenal jenis dan bahan dari bedak purol.
3.        Dapat membangkitkan dan mengembangkan kreativitas dalam pembuatan sediaan kosmetik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kosmetik
Kosmetik adalah sediaan/ paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan, untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. (SK. MENKES No. 140/ 1991). Dan atau,
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada  bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2.2 Penggolongan Kosmetik
Berdasarkan bahan, penggunaannya &  maksud untuk evaluasi:
1). Kosmetik golongan I adalah:
a)                  Kosmetik yang digunakan untuk bayi
b)                  Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya.
c)                  Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan.
d)                 Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2). Kosmetik golongan II adalah:
    Kosmetik yang tidak termasuk golongan I dan atau,
ü    Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan
Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan (Tranggono, 2004) sebagai berikut:
·                     Kosmetik Modern
Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk di antaranya adalah cosmedic).
·                     Kosmetik tradisional 
1.                  Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun. 
2.                  Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional.
ü    Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya
Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit:
·                     Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya:
1.                  Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener). 
2.                  Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer), misalnya mosturizer cream, night cream, anti wrinkel cream. 
3.                  Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen foundation, sun block cream/lotion. 
4.                  Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub ceram yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengamplas (abrasiver).
·                     Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confident). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar.
ü    Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan (Tranggono, 2004), yaitu:
1.                  Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes shadow, dan lain-lain. 
2.                  Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam baru lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut.
ü    Penggolongan kosmetik bahan dan penggunaannya
Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi produk kosmetik dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 2004):
·                     Kosmetik golongan I adalah: 
1.                  Kosmetik yang digunakan untuk bayi 
2.                  Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya 
3.                  Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan 
4.                  Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
·                     Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam golongan I.
2.3 Definisi Pulvis dan Pulveres
            Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral atau dalam atau untuk pemakaian luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan padatan lainnya (seperti kapsul, tablet, pil).
Serbuk oral dapat diberikan dalam bentuk terbagi (pulveres atau divided powder atau chartulae) atau tak terbagi (pulvis atau bulk powder). Serbuk oral tak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu, dan pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lainnya. Serbuk tak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur yang keduanya digunakan untuk pemakaian luar.
            Umumnya serbuk ternagi dibungkus dengan kertas perkamen dan untuk lebih melindungi dari pengaruh lingkungan, serbuk ini dapat dilapisi dengan kertas selofan atau sampul polietilena.
2.4 Cara Pembuatan atau Meracik Serbuk
            Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian di ayak, biasanya menggunakan pengayak no. 60, dan di campur lagi.
1.    Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak no. 44.
2.    Jika obat bobotnya kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak dapat ditimbang harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok.
3.    Jika obat berupa serbuk kasar, terutama simplisia nabati, serbuk digerus lebih dahulu sampai derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50o.
4.    Jika obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cair, pelarutnya diuapkan hingga hampir kering, dan serbukkan dengan zat tambahan yang cocok.
5.    Obat bermassa lembek, misalnya ekstrak kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok.
6.    Jika serbuk obat mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok.
2.5 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Bentuk Serbuk
Keuntungan bentuk serbuk, antara lain:
1.    Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan.
2.    Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3.    Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak ditemukan dalam sediaan serbuk.
4.    Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
5.    Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
6.    Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.
Kerugian bentuk serbuk, antara lain:
1.    Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis, dan lain-lain).
2.    Pada penyimpanan kadang terjadi lembap atau basah.


2.6 Syarat-syarat Serbuk
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut.
1.    Kering.
2.    Halus.
3.    Homogen.
4.    Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi atau pulveres yang mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropik.
2.7 Pulvis
            Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain: pulvis adspersorius (serbuk tabur atau bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Syarat-syarat pulvis adspersorius.
1.    Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati ayakan 100 mesh).
2.    Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri clostridium tetani, c. welchii dan bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara D (cara kering).
3.    Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
2.8 Cara Pembuatan Secara Umum Serbuk Tabur
·      Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 100.
·      Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 44.
·      Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.
·      Bagian zat berlemak dibasahi lagi dengan eter lalu diaduk dengan serbuk yang telah terayak.
2.9 Pengertian Bedak
            Bedak adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artitik untuk meningkatkan penampilan wajah.
Jenis-jenis Bedak.
1.    Bedak Tabur
Adalah sediaan kosmetika berupa bubuk halus, lembut, homogen, sehingga mudah ditaburkan atau disapukan merata pada kulit wajah.
Syarat bedak.
a.    Mudah disapukan.
b.    Bebas partikel keras dan tajam.
c.    Tidak mudah menggumpal.
d.   Tidak mengiritasi kulit.
e.    Memenuhi derajat halus tertentu.
Sifat-sifat Bedak yang Baik.
a.    Dapat menutupi kekurangan kulit seperti berpori besar, berkilat dan cacat kecil.
b.    Dapat tersebar rata pada muka dan memberi kesan licin.
c.    Dapat melekat pada kulit muka.
d.   Dapat menyerap sekresi kulit muka misalnya keringat dan minyak.
e.    Memberi kesan lembut pada wajah.
Bahan-bahan.
a.    Bahan dasar
·      Bahan silikat: talkum, kaolin.
·      Golongan karbonat: magnesium karbonat.
·      Golongan oksida logam: ZnO, Ti O2.
·      Golongan polisakarida: pati beras.
·      Golongan garam logam asam organik: Mg Stearat, Zn stearat.
b.    Bahan pengikat
Gunanya untuk memberi efek mengkilat bagi pemakainya. Contohnya: guanine (senyawa alam), bismut oksiklorida (sintetis), serbuk mutiara.
c.    Bahan pewarna
Sesuai dengan yang diizinkan Badan POM, jumlahnya 1-5%.
d.   Pewangi
Syarat.
a.    Tidak merangsang kulit.
b.    Stabil pada media yang sedikit alkalis.
c.    Tidak teroksidasi

d.   Tidak mudah menguap.

Karena kulit ada tiga macam yaitu normal, sedikit berminyak, kering dan berminyak, maka bedak juga dibagi menjadi tiga macam berdasarkan kekuatan menutupinya:
1.    Bedak ringan          : untuk kulit kering.
2.    Bedak sedang         : untuk kulit normal.
3.    Bedak berat                        : untuk kulit berminyak.

1.    Bedak Padat
Adalah sediaan kosmetika berupa padatan lembut homogen, mudah disapukan merata pada kulit dengan spon. Bahan-bahannya terdiri dari bahan dasar, bahan pengikat dan bahan pengawet.
Persyaratan Bedak Padat.
1.    Mudah disapukan dengan spon.
2.    Bebas partikel keras dan tajam.
3.    Tidak mudah remuk dan pecah.
4.    Tidak mengiritasi.
5.    Dalam penyimpanan harus tetap memiliki sifat: bebas partikel keras dan tajam, tidak cenderung menjadi remuk dan pecah, pada suhu kamar kwalitasnya tetap baik.
3. Shimmering Powder
Bentuknya bubuk atau padat, berwarna, dan berglitter. Digunakan sebagai sentuhan akhir setelah merias wajah. Bedak jenis ini bisa digunakan di punggung, leher dan lengan jika gaun dengan sedikit terbuka.
4. Meteorite Powder
Bentuknya bulat kecil berwarna-warni. Digunakan setelah bermake-up, sebagai sentuhan akhir. Sebaiknya digunakan dengan kuas besar.

5. Two Way Cake Powder
Bentuknya mirip compact powder, namun memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai bedak sekaligus foundation. Digunakan setelah memakai pelembab dengan spons kering bila ingin dipakai sebagai bedak biasa, dan gunakan spons basah jika ingin dipakai sebagai foundation. Sangat praktis karena sekaligus berfungsi sebagai alas bedak dan menyerap minyak. Masa pemakaian 1 tahun.

Manfaat Bedak.
1.    Dengan bedak, riasan akan dapat bertahan lebih lama.
2.    Minyak pada wajah dapat diserap oleh bedak yang digunakan.
3.    Bedak dapat membuat wajah lebih bersinar.

BAB III
METODOLOGI KERJA

3.1 Formula Bedak Purol

R/ Acid Salicyl                2 g
Bals. Peruvlan             2 g
Adeps. Lanae              4 g
Magn. Oxyd              10 g
Zinc. Oxyd                10 g
Talk Venet      ad      100
m.f pulvis
S.u.e

Dr. Ester
SIP: 012/ DU/ 2000
Telp. (0370) 613124
Malang, 21 Juni 2013
R/ Bedak Purol        20 g
m.f pulvis
S.ue

Pro: Tya

3.2 Monografi Bahan
1.    Acid Salicyl
Nama Latin                        : Acidum Salicycum.
Nama Lain              : Asam Salisilat.
Pemerian                 : Hablur putih, biasanya berbentuk jarum hablur atau serbuk hablur halus putih, rasa agak manis tajam dan stabil, di udara bentuk sintesis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan berbau lemah mirip mentol.
Kelarutan                : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P, natrium sitrat P.
Khasiat                   : Antifungi atau antijamur.
2.    Bals. Peruvlan
Nama Latin                        : Balsamum Peru Vlanum.
Nama Lain              : Balsem Peru.
Pemerian                 : Cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan kemerahan bau aromatik khas menyerupai vanili.
Kelarutan                : Larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P, dalam eter minyak tanah P dan dalam asam asetat glasial P.
3.    Adip Lanae
Nama Latin                        : Adeps Lanae.
Nama Lain              : Lemak Bulu Domba.
Pemerian                 : Zat berupa lemak, lekat kuning muda atau kuning pucat tembus cahaya, bau lemah dan khas.
Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Khasiat                   : Sebagai zat tambahan.
4.    Magn. Oxyd
Nama Latin                        : Magnesii Oxydum.
Nama Lain              : Magnesium Oksida.
Pemerian                 : Serbuk sangat ringan, putih tidak berbau, rasa agak basa berat, serbuk bergumpal putih rasa agak basa.
Kelarutan                : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, larut dalam asam encer.
Khasiat                   : Sebagai zat tambahan.
5.    Zinc Oxyd
Nama Latin                        : Zinci Oxydum.
Nama Lain              : Seng Oksida.
Pemerian                 : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan tidak berbau, lambat laun menyerap karbondioksida di udara.
Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat                   : Sebagai zat tambahan.
6.    Talk Venet
Nama Latin                        : Talkum.
Nama Lain              : Talk.
Pemerian                 : Serbuk hablur, sangat hablur putih atau putih kelabu berkilat mudah melekat pada butir dan bebas dari butiran.
Khasiat                   : Sebagai zat tambahan.

3.3 Perhitungan Bahan

1. Acid Salicyl = 2/ 100 x 20 gr = 0,4 gr.
10    % x 0,4 gram = 0,04 gr.
0,4 + 0,04 = 0,44 gram.
2. Bals. Peruvlan = 2/ 100 x 20 gr = 0,4 gr.
                           10 % x 0,4 gram = 0,8 gr.
                           0,4 + 0,8 = 0,44 gr.
3. Adeps Lanae = 4/ 100 x 20 = 0,8 gr.
                        10 % x 0,8 gr = 0,08 gr.
                        0,8 + 0,08 = 0,08 gr.
4. Magn. Oxyd = 10/ 100 x 20 gr = 2 gram.
                         10 % x 2 gr = 0,2 gram.
                         2 + 0,2 = 2,2 gr.
5. Zinc Oxyd = 10/ 100 x 20 gr = 2 gr.
                       10 % x 2 gr = 0,2 gr.
                       2 + 0,2 = 2,2 gr.
6. Talk Venet = 20 gr x 10 % = 2 gram.
                       2 gram + 20 gram = 22 gram.
                                                  = 22 – 6,16 = 15, 84 gram.

3.4 Cara Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Disetarakan timbangan.
3. Ditimbang talk venet 15, 84 gram, acid salicyl 0,44 gr, magn. Oxyd 2,2 gr, zinc oxyd 2,2 gr, bals. peruvlan digelas arloji 0,44 gr, adeps lanae 0,88 gr.
4. Acid salicyl dilarutkan dengan etanol 95%, dikeringkan dengan talk dikeluarkan dari mortir, sisihkan.
5. Diambil bals. peruvlan dilarutkan dengan etanol 95% dikeringkan dengan talk dikeluarkan dari mortir, diletakkan di perkamen.
6. Diambil adeps lanae dilarutkan dengan etanol 90%, dikeringkan dengan talk.
7. Nomor 4 dan 5 digerus di mortir hingga homogen.
8. Ditambahkan zinc oxyd yang sebelum ditimbang diayak terlebih dahulu, digerus hingga homogen.
9. Ditambahkan magn. oxyd digerus hingga homogen.
10. Ditimbang sebanyak 20 gr.
11. Dimasukkan ke dalam pot dan beri etiket biru.


DAFTAR PUSTAKA

·      Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM-press
·      Syamsuni, Drs. H. A. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran
·      DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: DepKes RI
·      DepKes RI. 199. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DepKes RI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar