PORTOFOLIO
AKHIR SEMESTER
METODOLOGI
PENELITIAN
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam menempuh mata kuliah Metodologi
Penelitian
Disusun
oleh
Selfia
Mona Peggystia 11.094
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini,
penggunaan kosmetik bagi wanita dalam kehidupan sehari-hari tak pernah
ketinggalan. Kosmetik sangat penting bagi wanita, karena tanpa kosmetik wanita
tak bisa lebih dalam hal mendandani diri dan tampil lebih cantik. Kosmetik
memang sudah menjadi sahabat untuk wajah seorang wanita, apalagi dengan
aktifitas mereka sehari-hari. Misal saja wanita karier yang mengutamakan
penampilan dan kecantikan. Tuntunan pekerjaan dan aktifitas yang padat membuat
mereka selalu menjaga penampilan, terutama wajah. Dengan kosmetik, wanita lebih
terlihat cantik dan menjaga wajah tetap segar.
Wanita juga
mendambakan bibir merah yang seksi serta bibir merah merekah. Dengan bibir
merah akan menambah daya tarik dan paras kecantikan seorang wanita. Bentuk dan
warna bibir setiap orang juga berbeda-beda, ada yang memiliki bibir berwarna
coklat tua, coklat muda, pink muda, atau bahkan ada juga yang memiliki bibir
pink kemerahan. Biasanya warna bibir yang berbeda setiap orang disebabkan oleh
pigmen kulit ataupun gen keturunan. Untuk itu, wanita tak canggung-canggung
untuk membeli produk lipstik yang di tawarkan oleh produsen untuk menjaga
keindahan bibir mereka.
Lipstik
pewarna bibir yang terbuat dari sejenis lilin, berbentuk batang, pejal licin,
bewarna-warni sangat digemari oleh kaum hawa. Lipstik memiliki ujung bentuk
yang berbeda. Ada lipstik yang ujungnya tajam, rata, bulat maupun cekung. Juga
memiliki berbagai warna seperti, merah, pink, coklat, orange muda dan
lain-lain. Oleh karena itu, produsen mempunyai ide kreatif untuk membuat,
mengaplikasikan, serta mengembangkan berbagai bentuk lipstik dan warna yang
disukai oleh konsumen. Agar para konsumen selalu dan terpancing oleh produk
lipstik yang di tawarkan produsen.
Salah satu bahan alami yang sejak dulu digunakan
dalam produk kecantikan, terutama lipstik adalah madu. Salah satu sifat yang unik dari madu adalah kandungan
gulanya, yang memberikan rasa manis terhadap kulit bibir
sehingga jika konsumen mengecapnya tidak timbul efek samping melainkan rasa
manis yang dirasa. Glukosa didalam
madu akan membuat madu berkristal, oleh karenanya jika dalam penggunaan lipstik
dari madu ini bisa memberikan warna yang berkristal atau berkilau di kulit
bibir. Juga memberikan aroma yang khas pada bibir karena beberapa senyawa pembentuk
aroma madu. Apalagi dengan manfaatnya yang bisa mengikat
kelembaban, menyejukkan kulit, serta memberikan warna merah alami pada kulit
bibir.
Madu merupakan produk alami
yang lebih aman digunakan dan mengandung komponen yang bermanfaat untuk
kesehatan kulit seperti gula, beberapa mineral, protein dan anti bakteri. Madu
dihasilkan oleh lebah madu dengan jalan inverse enzimatis nektar bunga atau
cairan manis hasil sekresi cairan floem tanaman lain selain bunga. Madu
dengan rasa spesifik tidak terhitung banyaknya, variasi penyebab rasa tersebut
disebabkan oleh berbagai glukosida dan alkaloid yang khas bagi tumbuhan sumber
nektar. Banyak senyawa pembentuk aroma madu antara lain, formaldehida,
asetaldehida, aseton, isobutiraldehida, dan diasetil. Disamping dapat
melembabkan kulit dapat pula memberikan gizi pada kulit. Madu mempunyai sifat
higroskopis, yaitu mudah menyerap air dari udara, karena itu dapat digunakan
sebagai humektan. Sifat madu yang sangat higroskopis menyebabkan madu dapat
menyerap sekresi lemak dari kulit, sehingga sangat cocok digunakan dalam produk
kosmetik terutama lipstik.
1.2 Rumusan Masalah
· Bagaimana
mutu fisik sediaan lipstik dari madu ?
1.3 Tujuan Penelitian
· Untuk
mengetahui mutu fisik sediaan lipstik dari madu.
1.4 Manfaat Penelitian
· Dapat
mengetahui mutu fisik sediaan lipstik dari madu yang baik sesuai dengan
kriteria.
· Dapat
memberikan informasi kepada masyarakat tentang lipstik yang terbuat dari madu
untuk melembabkan kulit bibir.
1.5 Asumsi Penelitian
· Madu
mengandung zat antibiotik yang aktif melawan dan menghambat bakteri. (Asumsi bersifat substantif).
· Uji
sterilitas sampel madu dinyatakan steril karena tidak terdapat pertumbuhan
kuman setelah madu dikultur pada media BAP dengan inkubasi 37ᵒC selama 24 jam. (Asumsi bersifat metodologis).
1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Penelitian
Adapun pengujian untuk mutu fisik
sediaan lipstik, antara lain:
· Organoleptis : Cara pengujian dengan menggunakan
alat indera, dimana kita bisa mengetahui bentuk, bau, warna, tekstur, kilap,
dan daya oles suatu sediaan.
· Homogenitas : Pengujian ini untuk mengetahui suatu
sediaan tercampur merata antara bahan aktif dan bahan tambahan pada kaca
preparat.
· pH
Indikator : Pengujian ini untuk
mengetahui derajat keasaman atau kebasaan suatu sediaan, dengan cara
mengoleskan sediaan pada pH indikator, kemudian dilihat hasilnya.
· Kekerasan : Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui kekerasan lipstik dengan cara mencelupkan jarum pada sediaan,
kemudian dirasakan tingkat kekerasannya.
· Titik
Leleh : Titik leleh lipstik
yang ideal mendekati suhu bibir antara 36-38oC. Dilakukan dengan
mengambil suatu sediaan dalam jumlah sedikit, dibakar pipa kapiler dibagian
tengahnya dan ditarik pada bagian tengahnya menjadi dua. Dimasukkan sediaan
lipstik di pipa kapiler dan dimasukkan kedalam Melting Point. Diamati dari
pertama sampai sediaan melebur, kemudian di catat hasilnya.
1.7 Definisi Istilah
Madu mengandung zat antibiotik yang
aktif melawan dan menghambat bakteri patogen penyebab infeksi dengan
mengkonsumsinya secara teratur. Ada 4 faktor yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas antibakteri pada madu yaitu kadar gula madu dan tingkat keasaman madu
yang tinggi (pH 3,65), senyawa radikal hidrogen peroksida yang bersifat dapat
membunuh mikroorganisme patogen dan adanya senyawa organik yang bersifat
antibakteri seperti flavonoid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang Kosmetik
2.1.1 Pengertian Kosmetik
Kosmetik adalah
sediaan/ paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan, untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan penyakit. (SK. MENKES No. 140/ 1991). Dan atau,
Kosmetik adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan
atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2.1.2 Penggolongan Kosmetik
Berdasarkan bahan, penggunaannya & maksud untuk evaluasi:
1). Kosmetik golongan I adalah:
a)
Kosmetik yang digunakan untuk bayi.
b)
Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut
dan mukosa lainnya.
c)
Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan
kadar dan penandaan.
d)
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum
lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2). Kosmetik golongan II adalah:
Kosmetik yang tidak termasuk golongan I dan atau,
ü
Penggolongan kosmetik
menurut cara pembuatan
Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan
(Tranggono, 2004) sebagai berikut:
·
Kosmetik Modern
Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah
secara modern (termasuk di antaranya adalah cosmedic).
·
Kosmetik tradisional
1.
Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang
dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang
turun-temurun.
2.
Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi
bahan pengawet agar tahan lama. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen
yang benar-benar tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan
tradisional.
ü
Penggolongan kosmetik
menurut kegunaannya
Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit:
·
Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan
kulit. Termasuk di dalamnya:
1.
Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun,
cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
2.
Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer),
misalnya mosturizer cream, night cream, anti wrinkel cream.
3.
Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan
sunscreen foundation, sun block cream/lotion.
4.
Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit
(peeling), misalnya scrub ceram yang berisi butiran-butiran halus yang
berfungsi sebagai pengamplas (abrasiver).
·
Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat
pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta
menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confident).
Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar.
ü Kosmetik
dekoratif terbagi menjadi 2 golongan (Tranggono, 2004), yaitu:
1.
Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada
permukaan dan pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes
shadow, dan lain-lain.
2.
Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya
dalam baru lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut,
pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut.
ü
Penggolongan kosmetik bahan
dan penggunaannya
Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud
evaluasi produk kosmetik dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 2004):
·
Kosmetik golongan I adalah:
1.
Kosmetik yang digunakan untuk bayi
2.
Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut
dan mukosa lainnya
3.
Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan
kadar dan penandaan
4.
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum
lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
·
Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak
termasuk ke dalam golongan I.
2.2 Tinjauan tentang Bibir
2.2.1 Pengertian Bibir
Bibir yang merona merupakan salah
satu pendukung kecantikan. Mempunyai bibir merah merona adalah dambaan setiap
wanita. Warna bibir biasanya bermacam-macam, ada yang berwarna coklat tua,
coklat muda, pink muda, pink kemerahan. Warna bibir yang berbeda pada setiap
orang disebabkan pigmen kulit atau gen keturunan. Bibir merupakan bagian
terluar yang biasanya dihiasi dengan pewarna bibir atau biasa dikenal dengan
lipstik. Biasanya wanitalah yang sering menghiasi bibir mereka agar tampilan
mereka terlihat berkesan.
2.3 Tinjauan tentang Lipstik
2.3.1 Pengertian Lipstik
Lipstik
adalah bagian dari kosmetik yang digunakan untuk rias bibir agar terlihat lebih
menarik dan juga disertai bahan yang dapat melindungi bibir dari lingkungan
yang merusak misalnya sinar ultraviolet. (Wasitaatmadja, 1997).
2.3.2 Persyaratan Lipstik
Persyaratan dalam pembuatan lipstik
adalah:
1. Melapisi
bibir secara mencukupi.
2. Dapat
bertahan di bibir selama mungkin.
3. Cukup
melekat pada bibir tetapi tidak sampai lengket.
4. Tidak
mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir.
5. Melembabkan
bibir dan tidak mengeringkannya.
6. Memberikan
warna yang merata pada bibir.
7. Penampilannya
harus menarik, baik warna maupun bentuknya.
8. Tidak
meneteskan minyak, prmukaan halus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau
memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
2.3.3 Bentuk-bentuk Lipstik
Bantuk-
bentuk lipstik dapat berupa:
1.
Krim
2.
Cair
3.
Crayon
2.3.4 Macam-macam Lipstik
a. Liquid
Berbentuk cair, mengkilap, dan pekat. Lipstik dalam
bentuk cair sudah dilengkapi dengan spoon atau kuas sehingga mudah dioles.
Biasanya, lipstik cair juga berfungsi sebagai pengkilap/pengilap dan pelembab.
a. Palette
Dalam satu wadah palette terdapat beberapa warna.
Bentuknya bisa krim padat atau balm yang berfungsi melembabkan bibir. Gunakan
lipstik palette dengan kuas.
a. Pen
lip polish
Lipstik jenis ini berbentuk cair dalam kemasan
seperti pena dengan ujung yang dilengkapi kuas. Lipstik dapat memberikan efek
mengkilap di bibir dengan cara aplikasi yang sama dengan lipstik biasa.
Berbentuk gel padat dan dikemas dalam bentuk tube,
jenis ini aplikasinya sama dengan lipstik pen polish atau liquid.
a. Gloss
Bentuk cair dan mengkilap. Bisa mengandung glitter
untuk memberikan efek berkilau keperakan atau bening untuk kesan natural. Lip
gloss mengkilat bisa memberi efek bibir lebih menonjol, jadi tidak disarankan
untuk bibir tebal.
b. Stick
Jenis ini biasanya tidak mengilap dan sedikit
lembab. Agar tahan lama, oleskan seperti biasa lalu hapus dengan tisu. Setelah
itu, oleskan kembali.
a. Mate
Dikenal memiliki ribuan warna indah, lipstik matte ini
menyerupai warna alami bibir. Dinamakan matte karena memang bahan penyusunnya
tidak mengandung banyak moisturizer, dan minyak, sehingga tidak mengkilat dan
memberikan kesan doff alami. Warnanya cenderung warna yang terang dan berani.
a. Krim
Lipstik jenis ini memiliki kandungan wax lebih
banyak dari jenis lipstik lainnya, melindungi bibir dari sinar matahari, udara
dan debu, namun sama seperti matte, menyebabkan bibir kering. Karena ada
kandungan wax, lipstik jenis ini memberikan sedikit kesan basah. Lipstik krim
ini juga cocok digunakan oleh mereka yang memiliki bibir tipis dan tampil penuh
secara sempurna.
a. Fros/
pearly
Lipstik ini pas digunakan pada malam hari, karena
akan memberikan kesan menyala dan mewah. Efek glitternya membuat bibir tampak
berkilau. Pas jika digunakan pada pesta atau sekedar hang out dengan sahabat di
malam hari.
a. Long
lasting
Senada dengan lipstik lainnya, lipstik jenis ini
sebenarnya merupakan hasil dari pengembangan lipstik matte, hanya saja ia dapat
bertahan beberapa jam lebih lama. Sayangnya, lipstik jenis ini juga mengancam
kekeringan pada bibir. Dan tentunya pelembab sangat dibutuhkan untuk menjaga
bibir dari kekeringan dan pecah-pecah.
2.3.5 Bahan Utama Lipstik
Bahan bahan utama lipstik adalah:
1)
Lilin
Misalnya carnauba wax, paraffin
waxes, beeswax, candellila wax, spermaceti, ceresine.Semuanya berperan pada
kekerasan lipstik.
2)
Minyak
Fase minyak dalam lipstik dipilih
terutama berdasarkan kemampuannya melarutkan zat-zat warna eosin. Misalnya, minyak castor, tetrahydrofurfuryl
alcohol, fatty acid alkylolmides, dihydric alcohol beserta monoethers dan
monofatty acid esternya, isopropyl myrsitate, isopropyl palmitate, butyl
stearate, paraffin oil.
3)
Lemak
Misalnya, krim kakao, minyak
tumbuhan yang sudah dihidrogenasi (misalnnya hydrogenatet castor oil), cetyl
alcohol, oleyl alcohol, lanolin
4)
Acetoglycerides
Direkomendasikan untuk memperbaiki
sifat thixotropik batang lipstik sehingga meskipun temperatur berfluktuasi,
kepadatan lipstik konstan.
5)
Zat-zat pewarna (coloring agents)
Zat pewarna yang digunakan secara
universal dalam lipstik adalah zat warna eosin yang memenuhi 2 persyaratan
sebagai zat warna untuk lipstik, yaitu kelekatan pad kulit dan kelarutannya
pada minyak.Pelarut terbaik untuk eosin adalah castor oil.Tetapi furfuryl
alcohol beserta ester-esternya, terutama stearad dan ricinolead, memiliki daya
melarutkan eosin yang lebih besar. Fatty acid alkylomides, jika dipakai sebagai
pelarut eosin, akan memberikan warna intensif pada bibir.
6)
Surfaktan
Surfaktan kadang-kadang ditambahkan
dalam pembuatan lipstik untuk memudahkan pembasahan dan dispersi
partikel-partikel pigmen warna yang padat.
7)
Antioksidan
8)
Bahan pengawet
9)
Bahan pewangi (fragance)
Atau lebih tepat bahan pemberi rasa
segar (flavoring), harus menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak
dalam lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan.
2.4 Mutu Fisik dari Madu
2.4.1 Pengertian Madu
Madu dihasilkan oleh lebah
madu dengan jalan inverse enzimatis nektar bunga atau cairan manis hasil
sekresi cairan floem tanaman lain selain bunga (Winarno, 1982). Menurut
Sihombing (1997) madu mengandung: air 17,2 %, energi 304 kal/100g, protein 0,3
%, karbohidrat 82,3 %, lemak 0,0 % dan abu 0,2 %. Madu dengan rasa spesifik
tidak terhitung banyaknya, variasi penyebab rasa tersebut disebabkan oleh
berbagai glukosida dan alkaloid yang khas bagi tumbuhan sumber nektar. Banyak
senyawa pembentuk aroma madu antara lain; formaldehida, asetaldehida, aseton,
isobutiraldehida, dan diasetil. Zat pewarna madu sebagian besar belum
diketahui, namun ada yang menduga terdiri dari fraksi yang larut air dan larut
lemak. Madu yang berwarna cerah, warna zat larut air lebih sedikit dari pada
yang larut lemak. Ada juga yang menduga oleh senyawa polipenol, terutama pada madu
berwarna pekat. Oksidasi yang berlangsung pada zat-zat ini akan semakin
menimbulkan warna (Sihombing, 1997).
Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah yang berasal dari bahan
baku nectar bunga. Zat yang
terkandung dalam madu adalah glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, karbohidrat,
enzim diatase, enzim invertase, dan zat warna yang bervariasi, bergantung
nektar bunga. Glukosa dalam madu
berkhasiat mengembalikan cairan tubuh dengan cepat. Fruktosanya dapat
mengurangi kerusakan hati. Enzim diatase dan invertase mengurangi pati, protein
dan glikosida yang berlebihan dalam tubuh. Dalam penyembuhan dan pencegahan
kanker, madu meningkatkan daya tahan dan sistem kekebalan tubuh. Madu juga
mempercepat penyembuhan luka, baik luka kanker atau luka bekas operasi
pengangkatan kanker.
Madu adalah
makanan yang mengandung aneka zat gizi seperti karbohidrat, protein, asam amino,
vitamin, mineral, dekstrin, pigmen tumbuhan dan komponen aromatik. Bahkan dari
hasil penelitian ahli gizi dan pangan, madu mengandung karbohidrat yang paling
tinggi diantara produk ternak lainnya susu, telur, daging, keju dan menterga
sekitar (82,3% lebih tinggi). Setiap 100 gram madu murni bernilai 294 kalori
atau perbandingan 1000 gram madu murni setara dengan 50 butir telur ayam atau
5,675 liter susu atau 1680 gram daging.
2.4.2 Kadar Madu
Madu yang telah matang dan
tua, mengandung kadar air 17,4 % atau lebih rendah, pada kadar air tersebut
madu aman terhadap serangan ragi dan terjadinya fermentasi (Winarno, 1982).
Kadar air madu sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi dan fermentasi.
Madu berkadar air diatas 20 % akan rentan terhadap fermentasi (White, 1992).
Air yang rendah akan menjaga madu dari kerusakan untuk jangka waktu yang
relatif lama (Sihombing, 1997).
2.4.3 Manfaat Madu
Manfaat Madu bagi Kulit:
1. Madu bisa melembutkan dan
melembapkan kulit wajah normal
(madu murni).
2. Madu bisa dijadikan bahan
masker untuk kulit kering.
3. Madu bisa menghaluskan kulit
kaki yang kering dan pecah-pecah.
4. Madu bisa dibuat lotion alami
untuk perawatan kulit sehari-hari. Lotion ini bermanfaat dalam
menjaga kehalusan kulit.
5. Madu bisa dibuat pembersih
kulit dan wajah. Pembersih ini bermanfaat menjaga kebersihan dengan cara
mengangkat sel-sel kulit mati dan kotoran.
6. Madu bisa membersihkan kulit
tubuh, kulit kepala, dan rambut.
7. Madu bisa dibuat sebagai
penyegar kulit untuk kulit normal.
8. Madu bisa digunakan sebagai
eksfolian (pembersih sel-sel kulit mati dan kotoran).
9. Madu bisa digunakan
sebagai obat jerawat dan penghilang noda
bekas jerawat.
Manfaat Madu secara Umum:
1. Anti bakteri/ anti kuman
2. Anti inflamasi (peradangan)
3. Anti Oksidan yang menghalangi radikal bebas
4. Anti mikroba (bakteri, jamur, protozoa)
5. Sumber energi terbaik bagi tubuh
6. Memperbaiki dan melindungi sistem pencernaan
7. Membantu penyerapan kalsium
8. Aman bagi penderita diabetes
9. Mempercepat penyembuhan luka
2. Anti inflamasi (peradangan)
3. Anti Oksidan yang menghalangi radikal bebas
4. Anti mikroba (bakteri, jamur, protozoa)
5. Sumber energi terbaik bagi tubuh
6. Memperbaiki dan melindungi sistem pencernaan
7. Membantu penyerapan kalsium
8. Aman bagi penderita diabetes
9. Mempercepat penyembuhan luka
10. Meningkatkan nafsu makan
11. Mengandung factor pertumbuhan
12. Sebagai alternative pencegahan dan pengobatan kanker
13. Dapat merawat penyakit mata
14. Mengobati penyakit saluran pernafasan (bronchitis, sinusitis, dan asma)
15. Untuk perawatan kecantikan dan awet muda
Manfaat Madu
untuk Lipstik:
1.
Memiliki rasa yang manis, karena kandungan gula yang
dimiliki sehingga ketika konsumen mengaplikasikan lipstik dari madu dan tidak
sengaja mengecapnya akan merasakan rasa yang manis.
2.
Membuat bibir berkristal dan berkilau, karena
kandungan glukosa yang ada didalam madu.
3.
Memberikan aroma yang khas pada bibir, karena beberapa
senyawa pembentuk aroma yang dimiliki oleh madu.
4.
Mengikat kelembaban pada kulit bibir.
5.
Menyejukkan kulit bibir.
6.
Memberikan warna merah alami pada kulit bibir.
2.5
Monografi Bahan
1. Stearil
Alkohol
· Sifat
Fisika dan Kimia:
Titik didih 210,5 ᵒC kPa (15 mmHg). Larut
dalam kloroform, etanol (95%), eter, heksana,
propilen glikol, dan minyak nabati praktis
tidak larut dalam air.
· Efek
Samping
Tidak menimbulkan toksik.
· Kompatibilitas
Stabil dengan adanya asam, larut bila
dilelehkan dengan lemak, paraffin cair dan padat,
dan isopropil miristat.
· Inkompatibilitas
Kompatibel dengan oksidator kuat dan asam
kuat.
· Fungsi
Bahan dalam Formula
Sebagai emolien yang digunakan untuk
memperbaiki tekstur.
|
2. Malam Putih
(Cera Alba)
· Sifat
Fisika dan Kimia
Lilin putih atau agak kuning berwarna
lembaran atau butiran halus dengan beberapa
penembusan. Bau yang mirip dengan lilin
kuning tetapi kurang intens. Kepadatan 0,95
0,96 g/ cm3. Titik nyala
245-2588 ᵒC, titik lebur 61-658 ᵒC. Kelarutan: larut dalam
kloroform, eter, minyak tetap, minyak
volatile, dan karbon disulfida hangat. Sedikit larut
dalam etanol (95%), praktis tidak larut
dalam air. Pada suhu yang relatif rendah atau
dingin, berbentuk padatan yang keras namun
mudah pecah.
· Efek
Samping
Dapat mengekskresi lilin melalui pori-pori.
· Kompatibilitas
Kompatibel dengan bahan yang mengandung
lemak dan minyak atsiri.
· Inkompatibilitas
Tidak kompatibel dengan oksidator.
· Fungsi
Bahan dalam Formula
Perekat dan zat pengikat.
3. Asam Stearat
· Sifat
Fisika dan Kimia
Bau seperti tallow, mempunyai berat molekul
284,48 gram/ moul, berwarna putih
kekuningan, titik didih 35ᵒC, titik lebur
69,4 ᵒC.
· Inkompatibilitas
Asam stearat tidak kompatibel dengan
kebanyakan logam hidroksida.
· Fungsi
Bahan dalam Formula
Sebagai penambah kekerasan dalam suatu
sediaan.
4. Paraffin
Padat
· Sifat
Fisika dan Kimia
Kepadatan 0,84-0,89 g/ cm3 at 20ᵒC.
Titik leleh bervariasi, tidak larut dalam kloroform,
minyak atsiri, sedikit larut dalam etanol,
praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95% dan
air. Titik lebur 50-57 ᵒC, bobot jenis
0,870 g-0,890 g.
· Efek
Samping
Efek samping dari paraffin yaitu iritasi
mata menyebabkan terasa gatal, asap bensin
dermatitis (radang kulit) dengan iritasi
ruam.
· Kompatibilitas
Mudah terurai dengan adanya cahaya dan
udara dari luar. Disimpan pada temperature
kering dan dalam suhu dingin, kohesif.
· Inkompatibilitas
Ketidakcampuran terurai dengan zat
pengoksidasi kuat, dermatological medicament.
Parafin stabil,
walaupun dilakukan pengulangan pelelehan dan pendingnan yang dapat
mengubah
karakteristik fisik.
· Fungsi
Bahan dalam Formula
Sebagai emolien. Basis, agen pengkaku/ pengental.
5.Lemak Bulu
Domba (Lanolin)
· Sifat
Fisika dan Kimia
Dapat bercampur dengan air lebih kurang 2x
beratnya, agak sukar larut dalam etanol
dingin, lebih larut dalam etanol panas,
mudah larut dalam eter dan dalam kloroform.
Memiliki jarak lebur antara 38ᵒ dan 44ᵒ.
· Kompatibilitas
Mengandung air tidak lebih dari 0,25%.
Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak
lebih dari 0,2%.
· Fungsi
Bahan dalam Formula
Sebagai zat yang memiliki kemampuan daya
serap bagi bahan yang lain.
6.Beeswax
· Sifat
Fisika dan Kimia
Lilin lebah ester yang terbentuk dari asam
lemak dengan alkohol monohidrat rantai
panjang oleh karena iut produk yang
dihasilkan merupakan bahan padat yang mempunyai
titik lebur agak tinggi (35-100ᵒ) lilin
lebah sebagian besar tersusun atas ester steril miristat
yang mempunyai rumus molekul
C13H27CO2C26H53. Titik leleh 61-69 ᵒC, indeks bias
1,44 konstantadielektrik. Bensitas 2,9 dan
0,96 pada suhu 20 ᵒC lilin lebih tidak larut
dalam air tetapi sedikit larut dalam
alkohol dingin, benzena, kloroform, karbondisulfida,
eter dan beberapa minyak yang folatil dapat
melarutkan lilin lebah dengan lebih baik.
· Fungsi
Bahan dalam Formula
Sebagai perekat dalam sediaan.
7.Colouring
Agent (Eosin)
· Sifat
Fisika dan Kimia
BJ 536,85. Larut dalam 30 bagian kloroform,
praktis tidak larut dalam etanol, gliserin, dan
air.
· Inkompatibilitas
Umumnya tidak kompatibel dengan
pengoksidasi, dekolorisasi akan berlangsung.
· Fungsi
Bahan dalam Formula
Memberikan
warna sehingga menarik.
8.Nipasol
· Sifat
Fisika dan Kimia
Titik didih 297-298 ᵒC, titik lebur 115-118 ᵒC. BM 180,21. Kelarutannya sangat
sukar larut
dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (9,5%) P, dalam 140 bagian
gliserol P dan dalam
40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam alkali hidroksida.
· Pemerian:
serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.
· Kelarutan:
sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam eter; sukar
larut dalam air mendidih. (FI IV hal 713)
9.Castrol Oil
(Oleum Ricini)
Minyak jarak adalah minyak lemak yang
diperoleh dengan perasan dingin biji Ricinus communis L. yang telah dikupas.
· Pemerian:
cairan kental, jernih, kuning pucat atau hampir tidak berwarna; bau lemah; rasa
manis kemudian agak pedas, umumnya memualkan.
· Kelarutan:
larut dalam 2,5 bagian etanol (90 %) P, mudah larut dalam etanol mutlak P dan
dalam asam asetat glacial P. (FI III hal 459).
10.Parfume
· Pewangi
dalam sediaan dan menutupi bau dari bahan lain.
2.6
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah madu asli yang dapat diformulasikan menjadi sediaan lipstik dan memenuhi
persyaratan uji mutu fisik berdasarkan literature yang meliputi uji
organoleptis, uji homogenitas, uji pH indikator, uji kekerasan dan uji titik leleh.
2.7
Kerangka Pikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Penelitian ini meliputi pembuatan sediaan lipstik dari madu alami.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasinya
adalah madu alami.
3.2.2 Sampel
Sampelnya adalah madu alami yang
digunakan dalam sediaan lipstik.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Lokasi
Penelitian uji kesterilan madu alami
yang digunakan dalam sediaan lipstik, dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang. Untuk pengujian mutu fisik sediaan
lipstik dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.
3.3.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan juni 2013.
3.4 Variabel Penelitian
Mutu
fisik sediaan lipstik dari madu.
3.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mengetahui mutu fisik sediaan
lipstik dari madu, ada beberapa pengujian yang dilakukan seperti:
1.
Uji organoleptis.
2.
Uji homogenitas.
3.
Uji pH indikator.
4.
Uji kekerasan.
5.
Uji titik leleh.
3.6
Definisi Operasional Variabel
Variabel
|
Sub Variabel
|
Definisi Operasional Variabel
|
Indikator/ Hasil Ukur
|
Alat Ukur
|
Jenis Data
|
Mutu fisik sediaan lipstik dari
madu.
|
Uji Organoleptis.
|
Pengujian dimana kita
bisa mengetahui bentuk, bau, warna, tekstur, kilap, dan daya oles suatu
sediaan.
|
Bentuk, bau, warna, tekstur,
kilap, dan daya oles.
|
Alat indera.
|
Data Ordinal.
|
|
Uji Homogenitas.
|
Pengujian ini untuk
mengetahui suatu sediaan tercampur merata antara bahan aktif dan bahan
tambahan pada kaca preparat.
|
Homogen atau tidak homogen.
|
Objek glass dan mikroskop.
|
Data Ordinal
|
|
Uji pH Indikator.
|
Pengujian ini untuk
mengetahui derajat keasaman atau kebasaan suatu sediaan, dengan cara
mengoleskan sediaan pada pH indikator, kemudian dilihat hasilnya.
|
Warna pada indikator.
|
pH indikator.
|
Data Interval.
|
|
Uji Kekerasan
|
Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui kekerasan lipstik dengan cara mencelupkan jarum
pada sediaan, kemudian dirasakan tingkat kekerasannya.
|
Keras atau tidak bahan yang
diuji.
|
Dicelupkan jarum pada sediaan,
dirasakan tingkat kekerasannya.
|
Data Ordinal.
|
|
Uji Titik Leleh
|
Titik leleh lipstik
yang ideal mendekati suhu bibir antara 36-38oC. Dilakukan dengan
mengambil suatu sediaan dalam jumlah sedikit, dibakar pipa kapiler dibagian
tengahnya dan ditarik pada bagian tengahnya menjadi dua. Dimasukkan sediaan
lipstik di pipa kapiler dan dimasukkan kedalam Melting Point. Diamati dari
pertama sampai sediaan melebur, kemudian di catat hasilnya.
|
Tingkat melebur atau meleleh
suatu sediaan.
|
Melting Point.
|
Data Interval.
|
3.7 Pengumpulan Data
3.7.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti didalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
3.7.2
Alat
Mortir + stamper, serbet +
tisue, timbangan dan anak timbangan, gelas ukur, kertas perkamen, sendok tanduk,
sudip, beaker glass, autoclave,
petridish, tabung reaksi + rak tabung reaksi, laminary flow, oven, inkubator,
mata ose, pengaduk, bunsen, bulp, erlenmeyer, karet, kertas koran, kapas
berlemak, corong, spidol permanen, tissue.
3.7.3
Bahan
a. Cethyl
Alkohol.
b. Malam
Putih.
c. Asam
Stearat.
d. Paraffin
Padat.
e. Lanolin.
f. Beeswax.
g. Oleum
Ricini.
h. Asam
Bromo.
i. Nipasol.
j. Zat
pengawet parfum.
k. Madu.
3.7.4
Formulasi
R/ Cetyl Alkohol 5,00
Malam Putih 7,00
Asam Stearat 1,75
Paraffin Padat 12,25
Lanolin 2,8
Beeswax 2,80
Oleum Ricini 20
Asam Bromo 1,50
Nipasol 0,4
Madu
20
Zat pengawet parfum q.s
3.7.5
Perhitungan Bahan
1. Cethyl
alkohol = .
2. Malam putih = g.
3. Asam stearat = g.
4. Parafin padat = → 1 g.
5. Lanolin = g.
6. Bees wax = .
7. Oleum ricini = .
8. Asam bromo = g.
9. Nipasol =g.
10.
Madu
= .
3.7.6 Prosedur Penelitian Madu
3.7.7 Prosedur Kerja Pembuatan Sediaan
Lipstik
1. Disiapkan
alat dan bahan.
2. Ditimbang
asam bromo 1,5 g.
3. Dipipet
ol. ricini sebanyak 20 ml.
4. Dipipet
madu sebanyak 20 ml.
5. Dilarutkan
asam bromo didalam oleum ricini dan madu diatas penangas air bersuhu 950C
(cawan 1).
6. Dilumerkan
lemak bulu domba, cera alba dan beeswax (cawan 2).
7. Dicampurkan
cawan 1 ke dalam cawan 2 sambil di aduk terus menerus.
8. Dimasukkan
paraffin padat, cethyl alkohol, asam stearat dan nipasol sambil diaduk terus.
9. Jika
suhu turun hingga 350C dan sudah homogen, ditambahkan parfum dan
cetak selagi cair.
3.7.8 Prosedur Kerja Pengujian
· Uji Organoleptik
a. Sediaan lipstik dilakukan uji organoleptik yang
meliputi:
ü Tekstur
1. Diambil
bahan yang akan diamati.
2. Dipegang
sediaan yang sudah jadi.
3. Dirasakan
tekstur (kepadatannya).
4. Dicatat
hasilnya.
ü Kilap
1. Disiapkan
sediaan yang akan diuji.
2. Diambil
bahan lipstik.
3. Dioleskan
disekitar bibir.
4. Dilihat
kilapannya.
5. Dicatat
hasilnya.
ü Bau
1. Disiapkan
sediaan yang akan diuji.
2. Dicium
bau sediaan.
3. Dicatat
hasilnya.
ü Warna
1. Disiapkan
sediaan yang akan diuji.
2. Dilihat
warnanya.
3. Dicatat
hasilnya.
ü Daya
oles
1. Disiapkan
sediaan yang akan diuji.
2. Diambil
sediaan yang sudah jadi.
3. Dioleskan
pada permukaan kulit.
4. Dicatat
hasilnya.
· Organoleptis
1. Disiapkan
sediaan yang akan diuji.
2. Diambil sediaan
yang sudah jadi.
3. Dioleskan di
kaca preparat.
4. Dilihat dan
dicatat hasilnya.
· pH Indikator
1. Disiapkan
alat dan bahan.
2. Dilarutkan
sediaan lipstik dalam cawan.
3. Dipanaskan
diatas penangas.
4. Dimasukkan
pH indikator kedalam cawan.
5. Dilihat
hasilnya dan dicatat.
· Kekerasan Lipstik
1. Disiapkan
bahan yang akan diuji.
2. Diambil
jarum yang diperlukan.
3. Dicelupkan
jarum pada sediaan.
4. Dirasakan
tingkat kekerasan sediaan.
5. Dicatat
hasilnya.
· Titik Leleh
1. Disiapkan
alat dan bahan.
2. Diambil
sedikit lipstik.
3. Dibakar
pipa kapiler dibagian tengahnya, kemudian ditarik menjadi dua bagian.
4. Dimasukkan
sediaan lipstik kedalam masing–masing tiga pipa kapiler.
5. Dimasukkan
pipa kapiler tersebut kedalam Melting Point.
6. Diamati
mulai dari pertama bahan tersebut melebur sampai melebur semuanya.
7. Dicatat
hasilnya.
3.8
Analisa Data
Pada
bagian ini peneliti menguraikan secara jelas mengenai cara pengolahan data dan
teknik analisis yang digunakan dan alasan penggunaan teknik tersebut serta
bagaimana cara interpretasi hasil analisisnya.
Data
yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisis variansi (ANAVA) untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan mutu fisik sediaan lipstik yang terbuat dari
madu dengan konsentrasi yang sudah ditentukan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Steenis, Dr. C. G.
G. J. Van, dkk (2009). Flora. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita
2. Tjitrosoepomo,
Gembong (1985). Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
3. Notoadmodjo, Dr.
Soekidjo (2005). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
4. Arikunto, Prof. Dr.
Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian.
Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia
5. Riwidikdo, S. Kp,
Handoko (2009). Statistik Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Pustaka Rihama
6. Djoko, Leanidha
Erywiyatno. dkk. 2012. Pengaruh Madu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes. Nama Jurnal: vol 01 No. 01
mba formulasiny literaturnya apa ?
BalasHapus