PORTOFOLIO
“PELAYANAN
KONSULTASI OBAT”
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam menempuh mata kuliah Simulasi
Apotek
Disusun
oleh
Selfia
Mona Peggystia 11.094
AKADEMI
FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
Juli 2013
Hipertensi (Tekanan Darah)
Hipertensi (Tekanan Darah)
Hipertensi merupakan “silent killer”
(pembunuh diam-diam) yang secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular
yang sangat umum. Dengan meningkatnya tekanan darah dan gaya hidup yang tidak seimbang
dapat meningkatkan faktor risiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri koroner,
gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi merupakan suatu kelainan,
suatu gejala dari gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah. Tekanan darah
sistolis adalah tekanan pada dinding arteri oleh sewaktu jantung menguncup
(sistole) dan tekanan darah diastolis bila jantung sudah mengendur kembali
(diastole).
Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa
Klasifikasi
|
Sistolis
|
Diastolis
|
|
mm/
Hg
|
mm/
Hg
|
Normal
|
<120
|
dan
<80
|
Normal
Tinggi
|
120-139
|
atau
80-89
|
Hipertensi
Tingkat 1
|
140-159
|
atau
90-99
|
Hipertensi
Tingkat II
|
≥160
|
atau
≥100
|
Hipertensi Esensial.
Hipertensi esensial atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi
tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Penyebabnya multifaktorial meliputi
faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap
natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap
vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk
faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas,
dan lain-lain.
Hipertensi Sekunder.
Yang termasuk dalam hipertensi sekunder dalam kelompok ini antara lain
hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin,
kelainan saraf pusat, obat-obatan dan lain-lain. Hipertensi renal dapat berupa
hipertensi renovaskular, misalnya pada stenosis arteri renalis, vaskulitis
intrarenal, dan hipertensi akibat lesi parenkim ginjal. Yang termasuk
hipertensi endokrin antara lain akibat kelainan korteks adrenal, tumor medulla
adrenal, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, dan lain-lain.
Regulasi Tekanan Darah
Tubuh memiliki suatu sistim untuk
mengatur tingginya tensi, yakni Sistim Renin-Angiotensin-Aldosteron, singkatnya
RAAS. Sel-sel tertentu dari ginjal dapat membentuk hormon renin, yang
dilepaskannya bilamana TD diglomeruli menurun. Hal ini terjadi bila jumlah
darah yang mengalir melalui ginjal berkurang, misalnya karena menurunnya volume
darah atau karena penyempitan setempat dari arteri ginjal. Dalam plasma renin
bergabung dengan zat protein tertentu menjadi angiotensin I, yang oleh enzim
ACE (Angiotensin Converting Enzyme) diubah menjadi zat aktif angiotensin II.
Zai ini antara lain berdaya vasokonstriktif kuat secara langsung dan tak
langsung, dan menstimulir sekresi hormon aldosteron dengan sifat retensi garam
dan air, sehingga volume darah dan TD meningkat.
Faktor Fisiologi yang dapat
mempengaruhi Tekanan Darah, yakni:
· Volume pukulan jantung
yaitu jumlah darah yang pada setiap kontraksi dipompa ke luar jantung. Semakin
besar volume ini, semakin tinggi TD. Beberapa zat, misalnya garam dapur (NaCl)
dapat menahan air, sehingga volume darah seluruhnya meningkat. Tekanan atas
dinding-dinding arteri meningkat pula dan jantung harus memompa lebih keras
untuk mendorong volume-darah yang bertambah, hasilnya tekanan darah akan naik.
· Kekenyalan-kekenyalan dinding
arteri. Pembuluh-pembuluh yang dinding-dindingnya sudah
mengeras karena endapan-endapan kolesterol dan lemak (atherosclerosis)
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada dinding-dinding yang masih
elastis.
· Pelepasan neurohormon-neurohormon,
antara lain adrenalin dan noradrenalin yang berkhasiat menciutkan
pembuluh-pembuluh perifer hingga TD naik. Terutama pada waktu emosi-emosi hebat
seperti gelisah, takut, dan sebagainya, atau selama olahraga bertenaga, sistem
saraf adrenergik terangsang dan melepaskan neurohormon-neurohormon tersebut.
Juga situasi-situasi stress dan mengisap rokok menyebabkan peningkatan NA.
Faktor Peningkatan Tekanan Darah
a. Garam.
Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambah dan
menyebabkan daya-tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokonstriksi
noradrenalin. Secara statistis bahwa pada kelompok penduduk yang mengonsumsi
terlalu banyak garam terdapat lebih banyak hipertensi daripada orang-orang yang
memakan hanya sedikit garam.
b. Merokok.
Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokonstriksi dan meningkatkan tekana darah.
Merokok memperkuat efek buruk dari hipertensi terhadap sistem pembuluh.
c. Pil Antihamil
mengandung hormon wanita estrogen, yang juga bersifat retensi garam dan air.
d. Stress (ketegangan
emosional) dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara akibat pelepasan
adrenalin dan noradrenalin (hormon stress), yang bersifat vasokonstriktif.
Tekanan darah meningkat pula pada waktu ketegangan fisik (pengeluaran tenaga,
olahraga). Bila stress hilang, tekanan darah turun lagi.
e. Drop
(liquorice), sejenis gula-gula yang dibuat dari succus liquiritiae mengandung
asam glizirinat dengan khasiat retensi air pula, yang dapat meningkatkan
tekanan darah bila dimakan dalam jumlah besar.
f. Hormon pria dan kortikosteroida
juga berkhasiat retensi air.
g. Kehamilan.
Yang terkenal adalah kenaikan tekanan darah yang dapat terjadi selama
kehamilan. Mekanisme hipertensi serupa dengan proses di ginjal, bila uterus di
regangkan terlampau banyak (oleh janin) dan menerima kurang darah, maka
dilepaskannya zat-zat yang meningkatkan tekanan darah.
Gejala Hipertensi
Hipertensi
tidak memberikan gejala khas, baru setelah beberapa tahun adakalanya pasien
merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini biasanya
hilang setelah bangun. Gangguan hanya dapat dikenali dengan pengukuran tensi
dan adakalanya melalui pemeriksaan tambahan terhadap ginjal dan pembuluh.
Pencegahan
Tidak
makan makanan yang berlebihan dengan terlalu banyak lemak serta garam (dan
gula), terlampau sedikit gerak badan dan merokok, dapat mendorong terjadinya
hipertensi.
· Kontrol
teratur, misalnya setiap 1 atau 2 tahun sekali, terlebih-lebih pula bagi mereka
diatas usia 45 tahun atau yang memiliki orang tua atau saudara yang menderita
hipertensi.
Tindakan Umum
a. Menguruskan
badan. Berat badan berlebihan (kegemukan) menyebabkan bertambahnya volume-darah
dan perluasan sistem sirkulasi.
b. Mengurangi
garam dalam diet, konsumsi garam harus dibatasi sampai < 6 gram sehari.
c. Membatasi
kolesterol berguna untuk membatasi risiko atherosclerosis dengan mengurangi/
menghindari asupan lemak jenuh. Konsumsi serat-serat nabati diperbanyak, karena
serat tersebut dalam makanan dapat membantu menurunkan tekanan darah.
d. Berhenti
merokok. Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan
menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah dan tekanan darah meningkat.
e. Membatasi
minum kopi sampai maksimal 3 cangkir sehari. Kofein dalam kopi berkhasiat
menciutkan pembuluh yang secara akut dapat meningkatkan tekanan darah dengan
terjadinya gangguan ritme (sementara).
f. Membatasi
minum alkohol sampai 2-3 konsumsi (bir, anggur) sehari. Alkohol memiliki banyak
khasiat, antara lain vasodilatasi, peningkatan HDL-kolesterol, fibrinolistis
dan mengurangi kecondongan beku darah.
g. Cukup
istirahat dan tidur adalah penting, karena selama periode itu tekanan darah
menurun. Juga mengurangi stress dan latihan relaksasi mental (yoga) berguna
untuk menurunkan tekanan darah.
h. Gerak
badan yang cukup bertenaga. Olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan
darah yang tinggi.
Pengobatan dan Pilihan Obat
1. Penghambat
Adrenoseptor Beta (β-bloker)
Mekanisme
antihipertensi. Beberapa mekanisme penurunan tekanan
darah akibat pemberian β-bloker antar lain: (1) penurunan frekuensi denyut
jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung, (2)
hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat
penurunan produksi angiostensin II, (3) efek sentral yang mempengaruhi
aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas baroreseptor, perubahan
aktivitas neuron adrenergik perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin.
Penurunan
tekanan darah oleh β-bloker yang diberikan per oral berlangsung lambat. Efek
ini terlihat dalam 24 jam sampai 1 minggu setelah terapi dimulai, dan tidak
diperoleh penurunan tekanan darah lebih lanjut setelah 2 minggu bila dosisnya
tetap. Penggunaan. Β-bloker digunakan sebagai obat tahap pertama pada
hipertensi ringan sampai sedang terutama pada pasien dengan penyakit jantung
koroner (khususnya sesudah infark miokard akut).
Berbagai
β-bloker, atenolol merupakan obat
yang sering dipilih. Obat ini bersifat kardioselektif dan penetrasinya ke SSP
minimal, sehingga kurang menimbulkan efek samping sentral dan cukup diberikan
sekali sehari sehingga diharapkan akan meningkatkan kepatuhan pasien. Dosis
lazim adalah 50-100 mg per oral sekali sehari. Metoprolol perlu diberikan dua kali sehari dan kurang kardio
selektif dibanding dengan atenolol. Dosisnya adalah 50-100 mg dua kali sehari.
Labetalol dan karvedilol memiliki efek vasodilatasi karena selain menghambat
reseptor β, obat ini juga menghambat reseptor α. Secara teoritis sifat ini akan
memperkuat efek antihipertensi dan mengurangi efek samping seperti rasa dingin
diekstremitas.
Efek samping, perhatian
dan kontraindikasi. Β-bloker dapat menyebabkan bradikardia,
blokade AV, hambatan nodus SA dan menurunkan kekuatan kontraksi miokard. Obat
golongan ini dikontraindikasikan pada keadaan bradikardia, blokade AV derajad 2
dan 3, sick sinus syndrome dan gagal jantung yang belum stabil.
2. Penghambat
ACE-Inhibitor
Kaptopril
merupakan ACE-inhibitor yang digunakan untuk pengobatan hipertensi dan gagal
jantung. Secara umun ACE-inhibitor dibedakan atas dua kelompok: (1) yang
bekerja langsung, contohnya kaptopril dan lisinopril. (2) prodrug, contohnya
enalapril, kuinapril, perindopril, ramipril, silazapril, benazepril,
fasinopril, dan lain-lain. ACE-inhibitor menghambat perubahan AI menjadi AII
sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron.
Efek samping. Hipotensi,
dapat terjadi pada awal pemberian ACE-inhibitor, terutama pada hipertensi
dengan aktivitas renin yang tinggi. Pemberian harus berhati-hati pada pasien dengan deplesi cairan dan natrium,
gagal jantung atau yang mendapat kombinasi beberapa antihipertensi. Efek
sampingnya seperti batuk kering yang paling sering terjadi dengan insidens
5-20%, lebih sering pada wanita dan lebih sering terjadi pada malam hari. Dapat
terjadi segera atau setelah beberapa lama pengobatan. Efek samping ini
bergantung pada besarnya dosis dan reversibel bila obat dihentikan.
Farmakokinetik.
Kaotopril diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral dengan bioavabilitas
70-75%. Pemberian bersama makanan akan mengurangi absorpsi sekitar 30%, oleh
karena itu obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan. Sebagian besar
ACE-inhibitor mengalami metabolisme dihati, kecuali lisinopril yang tidak
dimetabolisme. Eliminasi umumnya melalui ginjal kecuali fasinopril yang
mengalami eliminasi di ginjal dan bilier.
Perhatian dan
kontraindikasi. ACE-inhibitor dikontraindikasikan pada
wanita hamil karena bersifat teratogenik. Pemberian pada ibu menyusui juga
dikontraindikasikan karena ACE-inhibitor diekskresi melalui ASI dan berakibat
buruk terhadap fungsi ginjal bayi.
Anak Ginjal dan Hormon-Hormonnya
Anak ginjal atau kelenjar adrenal
adalah organ kecil yang letaknya berdampingan dengan ginjal pada bagian
atas-dalamnya (Lat. Ad = dekat, ren = ginjal). Organ ini terdiri dari bagian
sumsum dan bagian kulit.
1. Medulla
(= sumsum) adalah bagian dalam yang membentuk neurohormon adrenalin.
2. Cortex
(= kulit) adalah bagian luar yang menghasilkan tiga jenis hormon steroida,
yaitu:
a. Glukokortikoida: kortisol
(hidrokortison), yang terutama berkhasiat terhadap metabolisme karbohidrat,
juga memengaruhi banyak efek lain, termasuk pertukaran zat protein, pembagian
lemak dan reaksi peradangan. Sekresi ACHT (dan kortisol), yang memperlihatkan
ritme siang malam (circadian) fisiologis, naik diwaktu pagi disusul oleh
memuncaknya sekresi kortisol, yang sepanjang hari menurun lagi. Produksi
kortisol total berjumlah 20-30 mg sehari. Pada situasi stress produksinya
meningkat sampai 100-200 mg. Efek mineralokortikoidanya jauh lebih ringan
daripada aldosteron.
b. Mineralokortikoida: aldosteron serta
dua precursornya, yaitu kortikosteron dan desoksikorton. Hormon-hormon ini
terutama memengaruhi metabolisme garam dan air. Kedua precursornya hanya ringan
kegiatannya, masing-masing 0,5 dan 3% daripada efek aldosteron. Aldosteron dan
kortikosteron juga memiliki efek glukokortikoida, lebih kurang 30% dibandingkan
dengan kortisol. Pada penggunaan garam dari 5-10 g sehari, produksi hormon ini
berjumlah 0,1-0,2 mg sehari.
c. Hormon kelamin: produksi
rendah dari testosteron dan DHEA (= dehidro-epiandrosteron), juga estrogen dan
progesteron.
Khasiat
Farmakologi
Kortisol
memiliki banyak kegiatan farmakologi, yang baru menjadi nyata pada dosis besar
dan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu khasiat glukokortikoida dan khasiat
mineralokortikoid.
1. Efek glukokortikoid
meliputi antara lain:
a. Efek antiradang
(anti-inflammatoir), misalnya akibat trauma, alergi dan
infeksi, yang berdasarkan efek vasokonstriksi. Juga berkhasiat merintangi atau
mengurangi terbentuknya cairan-peradangan dan udema setempat, misalnya selama
radiasi sinar-X didaerah kepala dan tulang punggung.
b. Daya imunosupresif dan antialergi,
yang mungkin ada hubungannya dengan kerja anti radangnya. Reaksi imun dihambat,
sedangkan migrasi dan aktivitas limfosit T/B dan makrofag dikurangi.
c. Peningkatan glukoneognesis, artinya
pembentukan hidratarang dari protein dinaikkan dengan kehilangan nitrogen.
Pembentukan glukosa distimulir, utilisasinya di jaringan perifer dikurangi dan
penyimpanannya sebagai glikogen ditingkatkan.
d. Efek katabol,
yakni merintangi pembentukan protein dari asam-asam amino, sedangkan
pengubahannya ke glukosa dipercepat. Sebagai akibat dapat terjadi osteoporosis
(tulang menjadi rapuh karena massa dan kepadatannya berkurang), atrofia otot
dan kulit dengan terjadinya striae (garis-garis). Anak-anak dihambat
pertumbuhannya, sedangkan penyembuhan borok (lambung) dipersukar.
e. Pengubahan pembagian lemak.
Yang terkenal adalah penumpukan lemak diatas tulang selangka dan muka, yang
menjadi bundar (“moon face”), juga diperut dan dibelakang tengkuk (“buffalo
hump”). Gejala ini mirip sindroma cushing, yang disebabkan oleh hiperfungsi
hipofisis atau adrenal, atau juga karena penggunaan kortikosteroida terlampau
lama.
2. Efek mineralokortikoid
terdiri dari retensi natrium dan air oleh tubuh ginjal, sedangkan kalium justru
ditingkatkan ekskresinya.
DIALOG
Prolog:
Pagi
yang indah, ditambah dengan senyuman matahari yang begitu bersinar, dan semilir
angin yang berhembus menambah keindahan pagi itu. Diantara hiruk-pikuk
kendaraan di sepanjang jalan, terlihatlah seorang ibu 40 tahun berdiri di depan
Apotek Putra Indonesia Malang. Langkahan kaki ibu itu terlihat pelan memasuki
Apotek. Dalam kesehariannya ibu ini adalah seorang ibu rumah tangga yang sedang
mengikuti KB hormonal dan tiba-tiba saja tekanan darahnya naik. Ibu ini datang
ke Apotek untuk berkonsultasi mengenai obat yang diberikan oleh dokter.
Ketika sedang di Apotek
AA : Selamat pagi ibu.
Ibu : Selamat pagi juga mba.
AA : Mari ibu, silahkan duduk dulu.
AA : Mari ibu, silahkan duduk dulu.
Ibu : Iya mba, terimakasih.
AA : Ooh iya ibu, dengan ibu siapa, umurnya
juga berapa bu ?
Ibu : Saya Aminah mba, umur saya 40 tahun.
AA : Alamatnya dimana bu ?
Ibu : Di jalan arut no. 12.
AA : Baik ibu, ada yang bisa saya bantu ?
Ibu : Begini mba, saya kan mengkonsumsi pil
KB terus tekanan darah saya kok naik padahal saya mengkonsumsinya teratur. Saya
juga sudah periksa ke dokter, tapi saya kurang paham dengan obat yang diberikan
oleh dokter ini mba (sambil memperlihatkan obat).
AA : Memangnya apa yang dikatakan dokter
tentang obat ini bu ?
Ibu : Dokter mengatakan tentang aturan pakai saja mba.
Ibu : Dokter mengatakan tentang aturan pakai saja mba.
AA : Bagaimana dokter menerangkan cara
pakainya bu ?
Ibu : Untuk obat ini (kaptopril) diminum 2-3x sehari, dan obat ini (atenolol) 1x sehari. Begitu mba.
AA : Apa yang diharapkan dokter tentang pengobatan ini bu ?
Ibu : Supaya saya minumnya teratur saja mba.
Ibu : Untuk obat ini (kaptopril) diminum 2-3x sehari, dan obat ini (atenolol) 1x sehari. Begitu mba.
AA : Apa yang diharapkan dokter tentang pengobatan ini bu ?
Ibu : Supaya saya minumnya teratur saja mba.
AA : Selain keluhan tentang pil KB tadi, apa
ibu merasakan gejala lain seperti pusing misalnya bu ?
Ibu : Ooh iya sih mba, kadang saya merasakan
nyeri di kepala sebelum bangun tidur, biasanya pagi hari gitu mba.
AA : Ooh jadi begitu yaa bu. Baik ibu saya
akan menjelaskan tentang keluhan dan obat yang diberikan oleh dokter.
Sebelumnya saya boleh meminta waktu ibu 15 menit untuk menjelaskan tentang
keluhan dan obat-obat ibu ini ?
Ibu : Iya mba.
AA : Jadi begini ya ibu, obat ini adalah obat
kaptopril dari golongan ACE Inhibitor dan atenolol yang merupakan golongan dari
β-Bloker. Kaptopril ini digunakan untuk pengobatan hipertensi yang bekerja
langsung pada daerah setempat, sedangkan untuk atenolol juga merupakan
pengobatan untuk hipertensi yang bersifat kardioselektif dan penetrasinya
langsung ke SSP. Untuk tekanan darah ibu tadi kenapa bisa naik, dikarenakan
efek overproduksi hormon-hormon yang berkhasiat meningkatkan tensi. Nahh...
jadi pil KB tadi yang menyebabkan tekanan darah ibu naik. Untuk pusing yang
dirasakan ibu, itu merupakan salah satu gejala dari hipertensi atau tekanan
darah tinggi bu.
Ibu : Ooh jadi begitu ya mba. Lalu bagaimana
solusinya supaya tekanan darah saya kembali normal ?
AA : Ibu bisa mengurangi konsumsi garam, menghindari makanan yang berlemak, cukup istirahat dan tidur adalah penting yaa ibu. Gerak badan dan latihan relaksasi seperti (yoga) itu juga berguna untuk menurunkan tekanan darah bu. Perbanyak konsumsi serat-serat nabati seperti sayur dan buah yaa ibu. Ooh iya bu, apa ibu sering minum kopi ?
AA : Ibu bisa mengurangi konsumsi garam, menghindari makanan yang berlemak, cukup istirahat dan tidur adalah penting yaa ibu. Gerak badan dan latihan relaksasi seperti (yoga) itu juga berguna untuk menurunkan tekanan darah bu. Perbanyak konsumsi serat-serat nabati seperti sayur dan buah yaa ibu. Ooh iya bu, apa ibu sering minum kopi ?
Ibu : Sering mba, saya malah gak bisa kalau
gak minum kopi. Tiada hari tanpa kopi gitulah mba. Yaa maklumlah mba, memangnya
kenapa ?
AA : Nahh ibu, mulai sekarang harus membatasi
minum kopinya yaa bu, minimal 2 cangkir sehari. Karena kopi sendiri dapat
meningkatkan tekanan darah.
Ibu : Walaah begitu ya mba, baiklah mba
(dengan nada datar).
AA : Jadi gimana bu, apakah ibu sudah jelas
dengan penjelasan saya ?
Ibu : Iya mba jelas.
AA : Baiklah ibu, untuk obatnya diminum
teratur yaa bu, benar... apa yang dikatakan dokter kalau obat (kaptopril) ini
diminum 2-3x sehari, dan obat ini (atenolol) 1x sehari. Obat ini diminum
sebelum makan yaa bu.
Ibu : Baiklah mba, terimakasih atas
informasinya.
AA : Iya ibu sama-sama, jika ada informasi
atau hal yang mau di tanyakan, silahkan ibu datang ke Apotek kami lagi. Dan
jika penyakit ibu bertambah parah langsung hubungi dokter yaa bu supaya tidak
berkelanjutan.
Ibu : Iya mba, terimakasih sekali lagi.
AA : Iya ibu sama-sama, semoga lekas sembuh
yaa bu.
Pertanyaan dari Audien
1. Bagaimana
mekanisme kofein sehingga meningkatkan tekanan darah ? (Muhammad Taufik).
2. Apa
hubungan KB dengan hipertensi dan kenapa garam bisa mempengaruhi terjadinya
hipertensi ? (Zaira Ri Apriarti).
Jawaban:
1. Kofein
itu sendiri dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada perangsangan pusat
vasomotor medulla. Mekanisme kerja terhadap SSP kafein dapat meningkatkan
kesadaran dan mengurangi kelelahan.
2. Hubungan
KB dengan hipertensi yaitu karena dalam KB hormonal tersebut terdapat
hormon-hormon yang bisa meningkatkan tekanan darah. Jadi, jika KB hormonal
terus-menerus digunakan akan meningkatkan tekanan darah. Kemudian untuk garam
kenapa bisa mempengaruhi terjadinya hipertensi itu, karena didalam hormon-hormon ada dua efek
yaitu efek glukokortikoida dan efek mineralokortikoida. Efek mineralokortikoida
ini yang bisa meningkatkan retensi natrium dan air oleh tubuh ginjal, sedangkan
kalium justru ditingkatkan ekskresinya sehingga bisa mempengaruhi terjadinya
hipertensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar