"Engganlah"
(Mona)
Ada sentuhan hati jikala pikiran berkecamuk dengan asa
Tidak melulu soal rindu atau pun cinta
Sentuhan hati ini bergelora dengan rasa asa
Asa yang amat sangat pedih
Menggelitik di tiap pikirku
Berusaha menemani tanpa kuminta
Menjelma tiap tiap sendiriku
Ketersiksaan ini menghukumku
Tanpa diadili dengan keluhku
Melukai relung hati tanpa disadari
Goresannya pun masih terasa
Entahlah,
Sentuhan hati ini membuat aku pilu
Termenung dalam pikir yang entah kemana
Sentuhan hati yang tak biasa
Meninggalkan bekas asa
Tanpa izin, tanpa pamit
Sentuhan asa yang melekat selalu di hati
Perasaku goyah,
Perasaku kelu,
Perasaku pilu tanpa permintaan
Wahai perasa,
Pamitlah dan engganlah datang kembali
Karena sudah cukup untuk sentuhan perasa dihati ini
Wahai perasa,
Indahkanlah jika menghampiri dengan rekaman kenangan
Tak sanggup bila sentuhan perasa yang asa
Karena asa kan membendungkan diri
Tanpa tahu rahasia asa yang sebenarnya
(Mona)
Ada sentuhan hati jikala pikiran berkecamuk dengan asa
Tidak melulu soal rindu atau pun cinta
Sentuhan hati ini bergelora dengan rasa asa
Asa yang amat sangat pedih
Menggelitik di tiap pikirku
Berusaha menemani tanpa kuminta
Menjelma tiap tiap sendiriku
Ketersiksaan ini menghukumku
Tanpa diadili dengan keluhku
Melukai relung hati tanpa disadari
Goresannya pun masih terasa
Entahlah,
Sentuhan hati ini membuat aku pilu
Termenung dalam pikir yang entah kemana
Sentuhan hati yang tak biasa
Meninggalkan bekas asa
Tanpa izin, tanpa pamit
Sentuhan asa yang melekat selalu di hati
Perasaku goyah,
Perasaku kelu,
Perasaku pilu tanpa permintaan
Wahai perasa,
Pamitlah dan engganlah datang kembali
Karena sudah cukup untuk sentuhan perasa dihati ini
Wahai perasa,
Indahkanlah jika menghampiri dengan rekaman kenangan
Tak sanggup bila sentuhan perasa yang asa
Karena asa kan membendungkan diri
Tanpa tahu rahasia asa yang sebenarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar