Kamis, 23 Mei 2013

WC VS BR



            WC VS BR ? Apa sih WC VS BR itu, pikirku dengan begitu banyak pertanyaan dalam otakku. Mungkinkah itu Washington DC ibukota dari negara Amerika, lalu BR itu presiden dari negaranya yaitu Barrachobama. Atau ada yang iseng nyebut WC di kamar mandi lalu BR... uppzzz, hihihii. Gak ada yang benar dengan apa yang kalian pikirkan. Lalu apa sih singkatan dari WC VS BR itu ? Linglungan, oo oo ooo...
            Hmm, sabar yaa bagi para pembaca dan sahabat-sahabatku yang menyukai tulisanku, terimakasih sebelumnya telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan/ karya-karyaku. Yapzz, mari kita simak sama-sama apa sih WC VS BR ini. Sebenarnya ini bukanlah apa-apa melainkan sebuah nama yang begitu singkat terucap dan menurutku menjadi sebuah keunikan ketika aku menulis tulisan ini. Ada yang tahu wijen, pasti yang terbayang dalam pikiran kalian jajan onde-onde. Hahaa pikiran kalian emang nyambung dengan perut kalian yang keroncongan pengen makan onde-onde. Yahh wijen, aku gak tahu kenapa kata wijen ini tiba-tiba dilontarkan dari mulut yang sering komat-kamit paling banter di AKFAR B, sapa lagi kalo bukan si Gmenuk Nunuk turunan keluarga So Imah itu. Dia dengan lantangnya menyebut tai lalatku yang hampir seperti orang India dengan wijen.  Hahh dasar bilang aja elo sirik dengan tai lalatku yang hampir mirip dengan orang India. Weekzz :p
India. Ngomongin India yang terbayang dalam benakku tak lain adalah tari-tarian sekaligus lagu yang tak pernah aku mengerti apa artinya namun seperti menyatu dalam hatiku ketikaku mendengarkannya. Banyak orang yang bilang India itu norak, namun buatku sendiri India itu unik, indah, en the best karena memiliki ciri khas tersendiri. Sedikit curhat aja kenapa aku sukaaaaaa bangeettttt sama India. Hmm begini ceritanya, dulu ketika mamaku mengandung, ngidamnya lain daripada yang lain. Biasanya orang hamil pasti ngidam rujak, tapi mamaku sangat-sangat unik karena ngidam nonton film India. Jaman itu yang paling gokil adalah Rama dan Sinta, nahh itu tu salah satu film terfavorit mamaku waktu itu, so kesimpulannya... dari situlah aku menyukai India, seperti menjiplak film kesukaan mamaku. Karena memang dari semenjak masih TK sering mendengarkan lagu India. Mengenai tai lalatku memang sudah ada semenjak bayi, bukan hanya aku tapi juga kakak dan adik ponaanku punya tai lalat sepertiku. Yahh namanya juga keluarga India gak jadi, hehee.....
Kembali dengan topik kita tadi, WC VS BR. Masih timbul saja pertanyaan karena belum terungkap apa sih sebenarnya keempat huruf dari WC dan BR tersebut. Jadi begini, ada sekumpulan mahasiswa AKFAR IV B yang lagi nongkrong di perpustakaan kampus Putra Indonesia. Yahh biasalah tongkrongan yang gak lazim lagi, ngerjain tugas, baca-baca buku, dan ada juga yang ngidupin laptop trus online alias chatting (facebook, twitteran, ato gak buka yahoo dan youtube). Namun ada pula yang rajin nyari-nyari literature di internet. Begitulah mahasiswa AKFAR IV B. Kali itu di tengah-tengah kesibukan tapi gak begitu sibuk menurutku, aku menghampiri temen-temen yang lagi ngumpul di perapian tempat duduk perpustakaan. Aku mulai pembicaraan dari A sampai Z, lalu kemudian melihat temanku Nanda yang lagi chatting, begitu melihatnya aku langsung membuka sebuah obrolan dan diam-diam berbisik padanya.
Mona  : Nanda, daripada kamu chatting buka blogku aja, ada banyak cerpen dan puisi yang menarik. Ayoo buka Nan, semalem aku udah posting puisi judulnya “Aku Suka, Aku Sukaa” di jamin kamu bakal ketawa setelah membacanya.
Nanda : Emangnya alamat blogmu apa Monn ?
Mona  : Nihh aku kasitau, selfia.mona@blogspot.com. Buka aja deh, ada banyak cerpen dan puisi yang menarik.
Nanda : Okee Monn. Blogmu yang ini tah ? Wiihhhh pink semua nihh.
Mona  : Hehee, kayak kamu gak tau aku aja Nan, kan emang suka pink sedari dulu, dulu banget malah. Itu tuh puisi yang aku posting semalem (sambil menunjukkan puisiku di layar laptop milik Nanda).
Begitu Nanda dan teman-teman ikut membacanya, ending setelah mereka baca adalah tertawa sejadi-jadinya. Bener kan kataku, emang lucu sih puisi karyaku. Liat karyaku yang lain dong, boring nee duduk-duduk terus “celutukku pada Nanda”. Dari situ mulai muncul kata-kata yang tak pernah aku menyangka dan terdengar di telingaku dengan begitu tajamnya. Aku gak tau kenapa kata wijen bisa langsung keluar dari mulut Nunuuck Genuk Mlenuk. Tanpa pikir panjang dan ba bi bu, aku mulai menangkis ucapan turunan keluarga So Imah itu.
Mona  : Eeeee jangan sembarang yaa, buat Bulu Romaku merinding aja elu Nukk, berani-beraninya kau menyebut tai lalatku dengan kata wijen, memangnya aku jajanan apa, Bulu Romaku berdiri sekaligus merinding dengar celotehmu. Begitu mulutku tanpa henti komat-kamit didepan Bulu Roma alias Nunuuck Genuk Mlenuk Nukk-Nukkk dalam pembelaan diriku.
Nunuk            : Cuma tertawa dan tertawa kayak emak lampirrrrrrrrrr.
Mona  : Huhh dasar emang, bisanya buat merinding kayak habis liat setan, padahal merinding karena dengerin kata wijen yang keluar dari mulutnya Nuknuk. Hihii...
Nampaknya teman-temanku yang kebetulan semua AKFAR B mendengarkan percakapan aku dengan Nunuk yang menjadikan sebuah kelucuan dan menimbulkan tertawa tanpa henti. Terlihat si Nunuk yang tak mau kalah dengan pembelaan diriku tadi, ia pun membalas dengan kata-kata yang semakin menggiurkan. Bukan Mona namanya yang tak pernah mau kalah dalam hal seperti ini, aku pun membalas halus dengan puitis hentakan dari Bulu Roma. Celutuk nyonya Saun yang penuh pembelaan terhadapku.
“Eeh Nuk, itu mah gak podo ambek wijen, iku tai lalatte Mona persis ambek Chocochip, ireng kecoklatan gitu Nuk warnae, gak podo ambek wijen.”
Waauww amazing dengan pembelaan Saun. Aku langsung angkat bicara, wahai sodaraku Saun terimakasih banyak atas pembelaan yang begitu menakjubkan, aku tahu kamu pasti membelaku. Memang yaa yang berniat jahat seperti Nunuk itu akan kembali padanya dan yang berniat baik akan pasti baik dan MERDEKA. Merdeka dalam artian ada pembelaan, salah satunya dari Saun. Wijen itu emang gak cocok buat aku, tapi kalo chocochip aku masih bisa terima. Karena chocochip sendiri rasanya manis seperti aku yang manisssss, tiluliiittttt hahaa. Akhirnya si Bulu Roma tak bisa lagi membela dirinya dalam sekejap, dia hanya tertawa lebar sampai beberapa penghuni perpustakaan ikut tertawa juga karena kelucuan yang kita buat.
            Ngomongin Saun, Saun itu siapa sih sebenarnya ? Aku juga awalnya bingung kenapa temanku yang satu ini dipanggil Saun. Padahal nama sebenarnya Septina Ayu Puspita, nyolong Saun darimana kalo di liat dari nama yang bagus gitu. Jadi begini yaa buat teman-temanku yang cantik-cantik dan cakep-cakep. Kenapa Septin di panggil Saun, hmm rumornya sihh karena dia suka nonton Saundeship alias Soundship, ituu lhoo boneka yang banyak bulunya itu. Nahh jadi begitu teman-teman terbentuknya nama colongan dari Shoundship yang berarti Saun = Septin. Mungkin sudah banyak yang tau tentang rumor ini, tentunya dari teman-teman AKFAR IV B sendiri, tapi ini informasi sedikit aja buat temen-temen yang belum mengetahui atau bagi pecinta karyaku yang mungkin saat ini sedang membacanya. Sudah pada tau kan Saun itu siapa, bukan Shoundship tapi Septin yaa temen-temen. Hehee....
            Untuk yang mendengarkan ceramah Qalbu alias percakapan antara Mona dan Nunuk, di absen dulu yaaq, ada Shinta Primadani Ike, Siti Lailatus, Nanda, Septin, dan siapa lagi yaaq, aku lupa. Pokoknya temen-temen AKFAR IV B yang sudah menyaksikan dan mengikuti percakapan dehh. Tak terasa, jarum jam sudah berputar begitu lamanya, akhirnya aku dan para lelakon di atas yang sudah ikut menemani hingga cerpen ini dibuat, menutup ceramah siang menjelang sore itu, karena mata kuliah yang mengharuskan kami untuk masuk kelas. Setelah hendak berdiri dari tempat duduk, masih saja tertawa kami tanpa henti sampai Bapak petugas perpustakaan juga ikut tertawa karena kelucuan kami semua. Endingnya kami semua menuju ruang MM (Multimedia) untuk melanjutkan perkuliahan. Saun sendiri yang mendukung banget kalo aku menulis cerpen tentang WC VS BR ini, nahh seperti yang kalian sudah baca. Inilah aku persembahkan cerpenku yang berjudul “WC VS BR” buat kalian semua khususnya teman-teman AKFAR IV B, semoga kalian terhibur dengan cerpen ini. Jangan berhenti membaca karya-karyaku yaa, semoga bermanfaat, hehee...
             

Oleh: Selfia Mona Peggystia

Teka-teki Seorang Wanita



Aku duduk menatap kaca rias dalam kamarku
Aku melihat diriku, melihat indah wajahku
Ku kenakan jilbab itu.....
Dan kacamatapun ku pakai, inilah diriku sebenarnya

Berangkat tiap pagi dengan semangat
Di temani dengan mio yang biasanya bermanja-manja dalam elus jemariku

Perempuan berjilbab dan berkacamata
Siapakah dia ?
Yang kadang menjawab teka-teki pertanyaan ketika mata kuliah berlangsung
Apakah dia Velma, yang sering mengungkap teka-teki misteri dalam kartun Scobedoo ?
Siapa dia sebenarnya ?

Dia mirip Velma dalam kartun Scobedoo, karena memakai kacamata
Dia juga sering menjawab pertanyaan ketika mata kuliah berlangsung
Lalu siapa dia ?
Enam huruf untuk namanya
Huruf S adalah nama depannya

Akupun berjalan dengan santainya
Langkahan kakiku yang mulai terdengar ketika aku memakai sepatu tinggi
Tok tok tok tok.....
Begitulah kedengarannya
Seperti iringan musik yang menemani langkahku

Kadang pula aku sering bertanya pada temanku
Apakah aku cocok berjilbab seperti ini ?
Lalu siapakah dia sebenarnya ?

Primadani, itulah nama akhirku
Aku seorang mahasiswa Farmasi Putra Indonesia Malang
Singosari, itulah kota asalku
Teka-teki mulai menemukan jawaban
Dan, akulah Shinta Ike Primadani


Oleh: Selfia Mona Peggystia


Fatur Bukan Benny



            Seragam abu-abuku kini berubah jadi warna pelangi yang penuh dengan air mata bahagia. 16 mei, yaah 16 mei. Hari itu aku lulus bersama teman-temanku, TWESCIE LULUS 100%. Begitu gembar-gembor sorak-sorai dari teman-temanku, seperti jadi artis dadakan hari itu karena tanda tangan di sana sini yang memenuhi putih abu-abuku. Kompoi bersama my Lovely Class (TWESCIE) waktu itu, tak akan pernah terlupa. Senyum yang terpancar dari teman-temanku di sepanjang jalan sampai orang-orang yang melihat kami kompoi juga menyuarakan hari kemerdekaan kami hari itu. Tak ada kisah terindah selain masa-masa SMA, seperti lirik lagu Almarhum Om Crisye “tiada kisah paling indah, kisah kasih di sekolah”. Hmm suaraku emang gak terlalu bagus untuk bernyanyi, tapi kalo masalah tulisan seperti yang kalian baca ini. Untuk lebih jelasnya, kunjungi blogku di selfia.mona@blogspot.com. Usai mengenakan seragam putih abu-abu dan meninggalkan SMA tercintaku SMA Negeri 1 Narmada, akupun melanjutkan perkuliahan di Malang, tepatnya di Akademi Farmasi Putra Indonesia.
            Begitu MABA (Mahasiswa Baru) berlangsung, masih teringat ketika materikulasi. Aku duduk di perapian bangku kuliah paling depan, dan disebelah kiriku ada bang Nafi dan si Benny. Tunggu-tunggu, bang Nafi itu bukan bang Nafi yang sering keluar di Seputar Indonesia, yapp di berita RCTI maksudku. Nafi adalah teman seangkatanku namun lain jurusan. Lalu Benny itu bukanlah Benny temanku dari Narmada yang dulu sekolahnya di SMAK Kusuma Mataram. Aku memanggil dia Benny karena memang mirip dengan Benny temanku, sama-sama endut sihh. Hehee jangan marah yaa, becanda doang kok. Sebenarnya Benny yang disebelahku ini adalah teman seangkatanku juga, sama seperti Nafi. Nama aslinya sih Fatur Sefa arek Lumajang, itu lhoo Lumajang yang banyak buah salak. Tapi Fatur gak pernah tu nawarin salak, boro-boro deh, dia pulang paling ketemu sama pacarnya aja. Mana salaknya mas brooo ? Hehee J
            Benny. Aku gak ngerti kenapa tiba-tiba mulutku berucap Benny, padahal aku udah tau nama aslinya Fatur tapi tetap aja panggil Benny. Dulu aku punya teman dari Narmada, rumahnya pas depan kantor pos. Aku kira rumah yang sering aku lewati tiap berangkat dan pulang sekolah itu gak ada penghuni, tapi setelah kenal dengan Benny dia mulai mengungkapkan misteri di balik rumahnya itu. Wauww sereeemmm. Aku kenal Benny karena ia berteman dengan Alief. Alief sendiri adalah temanku, teman sekelas ketika les dulu di Binaul Fikri (BIFI), Mataram. Karena Alief sering main ke Narmada akhirnya aku kenal Benny. Benny ini orangnya sangat lucu dan berparas Cina. Hmm emang keturunan Cina sih, makanya dia putih tapi badannya endut. Whahaaa !
            Lalu ketika melihat Fatur yang tiba-tiba muncul di sampingku seperti jelangkung itu, aku melihat dia seperti Benny. Hampir mirip, dari cara ngomong dan kelucuannya. Setiap pagi datang ke kampus untuk materikulasi, pasti liat Fatur alias Benny, karena memang dia juga mengambil tempat duduk paling depan bersama kembaran siamnya yaitu Nafi Udin. Ketika melihat Fatur cengingikan, persis seperti Benny yang memiliki mata sipit ketika cekikikan. Dari situlah aku memanggil Fatur dengan nama Benny. Setiap aku ngobrol dengan Fatur, aku gak mau panggil dia dengan namanya, selalu dengan Benny.
            Mulai hari itu juga, kami jadi teman dan bersahabat. Hahaa begitulah panggilku pada Fatur, “Fatur bukan Benny” seperti judul cerpen ini. Ada satu hal yang aku ketahui, “di dunia ini kita memiliki tujuh kemiripan, sama seperti langit yang memiliki tujuh lapis langit” dan juga membenarkan tentang negara tercinta kita Indonesia, “berbeda-beda tapi tetap satu”. Meskipun aku, Benny, dan Nafi jurusannya beda, tapi kita tetap satu menjadi generasi penerus Indonesia. Dan meskipun aku tak pernah bertemu dengan Benny temanku SMA, aku masih bisa melihat dia sekarang dalam diri Fatur, karena memang mereka berdua mirip. Mirip tapi gak kembar, sayang yaah. The last kemiripan memang ada seperti Fatur dan Benny. Karena kita diciptakan dalam 7 kemiripan yang berbeda dengan watak yang berbeda pula. Jika kalian bertemu dengan kemiripan kalian, apa yang kalian katakan ? Apakah kalian akan terkejut ? Kalian pasti sering melihat kemiripan kalian sendriri, ketika berkaca misalkan. Ada tuh keliatan kembaran masing-masing, hahaa... J   


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Cinta Darimu


Di kesunyian malam
Hati ini tersentak memikirkan sang pujaan hati
Terkadang aku larut dalam cintanya

Kegelapan malam, membuatku resah
Aku ingin selalu menatap matamu
Sebab di matamu ada cinta abadi untukku

Udara di kesunyian malam
Menusuk tubuhku
Hanya cinta darimu yang bisa mereda dinginnya udara
Hanya cinta darimu yang bisa mereda semua yang aku alami

Aku berharap, esok dan seterusnya
Cinta kita akan semakin tumbuh
Seperti bunga mawar yang bermekaran
Tetap terjaga walau rintangan datang menghampiri


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Bintang


Ketika malam tiba
Ku tatap langit gelap
Kilau cahaya yang cantik
Kian menambah indahnya malam
              
Satu, dua, tiga. . .
Jumlahmu tak terhingga
Aku ingin menggapaimu
Namun takkan pernah mungkin

Titik kecil yang berkilau
Bagaikan serpihan berlian
Namun semarak dengan keajaiban
Yang tiada terjamak oleh mata

Bintang. . .
Begitulah orang menyebutmu
Sungguh kau cantik nan indah
Ciptaan_Mu Yang Maha Kuasa


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Bintang Kelas


Tiap detik alunan langkahku
Menuju peradaban paling  tinggi
Ku sertakan niat ikhlasku
Menggapai cita-cita

Di setiap kertas
Yang tergores tinta hitam
Menulis ilmu berharga
Untuk kelak di masa depan

Telah ku buktikan
Ilmu berharga yang ku dapatkan
Dan sampailah aku
Pada penghargaan yang ku impikan

Menjadi bintang kelas
Yang tiada henti bekerja keras
Demi cita-cita
Menjadi impian yang nyata


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Bertepuk Sebelah Tangan


Saat pertama bertemu
Hati mulai bicara
Senyumanmu nan indah
Kian membuatku terpana

Tatapan matamu. . .
Menambah getar-getar cinta
Aku berharap lebih darimu
Aku ingin memilikimu

Ketika aku melihat
Cincin terikat di jari manismu
Langkahkupun terhenti
Menuju istana hatimu

Dewi. . .
Aku tersenyum dalam kesedihan
Aku bahagia melihatmu bahagia
Walau kau bersamanya


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Berartinya Sebuah Do’a


Bagiku...
Do’a adalah permintaan
Sungguh sangat berarti sebuah do’a karena setiap langkahan kaki adalah hitungan hari
Hitungan jam yang tiap hari selalu berputar ke arah yang sama
Siang yang berganti malam
Seolah-olah tak pernah berubah, setiap hari setiap waktu selalu sama

Do’a dan do’a...
Tak pernah lepas dari do’a
Setiap kali aku memulai dan mengakhiri selalu dengan do’a, karena do’alah yang membantu
Berusaha dan berikhtiar
Aku yakin sesuatu yang baik akan datang

Do’a adalah suara hati...
Yang setiap kali terucap di bibir tanpa henti-hentinya
Berharap apa yang kita harapkan menjadi sebuah kenyataan


Oleh: Selfia Mona Peggystia






Arti Masa Lalu


Sudah lama tangan ini tak menggoreskan pena di lembaran kertas
Sudah lama tak menuliskan kata-kata indah
Tak ku pungkiri bila memang perasaanlah yang melahirkan kata
Perasaan yang mengalahkan semua

Ku berjalan dari masa lalu
Tanpa melihat sedikit kesedihan yang berlalu
Ku mencoba menerima kenyataan yang ada
Namun tak bisa

Masa lalu dan pengalaman memberikanku pelajaran
Untuk lebih memilih dan bukan hanya sekedar
Melainkan yang ku tunggu dan akan menjadi indah

Untuk yang terakhir dan selama-lamanya
Yang bisa membuatku menuliskan kata-kata indah lagi


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Aku Cinta Dia



Aku tak mengerti hati ini
Perasaan memang tak bisa di bohongi
Aku ingin kau di sisi
Karena aku sangat butuh kehadiranmu di sini
                
Namamu selalu ku ukir di hati
Bayangan dirimu terus menemani
Aku semakin tak mengerti perasaan ini
Sesungguhnya rasa ini akan abadi

Untukmu sang pujaan hati
Aku tersadar kaulah cinta sejati
Semua rasaku ini
Akan terus abadi di hati


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Aku Adalah Aku


Dulu ketika aku masih kecil
Aku suka bermain-main dengan teman sebayaku
Dengan lincahnya aku melompat-lompat kesana dan kemari
Wajah imut yang menghiasi senyumku
Tertawa tanpa hentinya bersama teman-teman
                                                   
Ketika aku menangis, bunda selalu menghiburkan
Dan dengan manjanya aku memeluk erat sang bunda
Lalu mengatakan “saya menyayangimu bunda.”
Bundapun tersenyum indah kepadaku

Ketika dulu aku masih berseragam merah-putih
Rambutpun di ikat rapi disebelah kanan dan kiri, berhias dengan pita merah-putih
Lucu dan imut...
Sungguh polos diriku

Di bawah pohon itu aku sering bermain-main
Merangkai bunga kecil menjadi sebuah mahkota
Sambil membaca buku dongeng yang di belikan oleh bunda
Lalu akupun membacakan dongeng untuk teman-temanku
Ada yang tertawa, ada yang bengong ada pula yang menggaruk-garuk kepala karena tak mengerti

Membaca dan mulai berimajinasi sehingga tercipta sebuah tulisan
Di sinilah aku menemukan diriku sebenarnya
Dan sekarang terciptalah sebuah puisi yang aku tulis untuk kalian baca
Inilah aku sebenarnya, bercerita melalui tulisan, mengarang dan menulis tanpa henti-hentinya
Terus berkarya dengan kemampuanku sendiri

Aku bersyukur...
Karena kemampuan Yang Kau Berikan adalah yang paling berharga dalam diri ini
Kau Maha Adil kepada umat-Mu
Memberikan kekurangan dan kelebihan
Dan inilah aku, yang apa adanya


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Air Mata Bahagia



Detik itu...
Waktu itu...
Enyah terasa
Ku elus-elus dadaku

Penantianku membawa senyum
Air mata bahagia menetes di sudut mataku
Tubuh ini menunduk, lalu bersujud Kepada_Mu
Tak tau lagi apa yang mesti terucap di bibir ini

Mulai memandang menerawang
Melihat air mata bahagia itu datang
Memeluk erat ketiga sahabatku
Hari itu kami lulus

Penantian panjang selama tiga tahun
Terjawab sudah dengan air mata bahagia
Hari yang paling bersejarah dalam hidupku
Tak lupa ku bersyukur Kepada_Mu

Terima kasih Tuhan
Terima kasih atas semua yang Kau berikan
Aku tersenyum di hari itu


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Minggu, 12 Mei 2013

Death Diary


Malam yang hening
Menulis kisah singkat
Perjalanan hidup
Sungguh pedih dan tak tertahan

Cahaya lilin yang indah
Kini redup seketika
Hamparan udara malam itu
Mengusik tubuhku

Aku tak bisa bertahan
Pisau yang tajam
Ku goreskan di denyut nadiku
Rasa sakitpun menderai

Tapi ku tahan dan bertahan
Untuk menemuimu kasih
Ke tempatmu yang baru
Surga nan indah bercahaya

Bintang


Ketika malam tiba
Ku tatap langit gelap
Kilau cahaya yang cantik
Kian menambah indahnya malam
              
Satu, dua, tiga. . .
Jumlahmu tak terhingga
Aku ingin menggapaimu
Namun takkan pernah mungkin

Titik kecil yang berkilau
Bagaikan serpihan berlian
Namun semarak dengan keajaiban
Yang tiada terjamak oleh mata

Bintang. . .
Begitulah orang menyebutmu
Sungguh kau cantik nan indah
Ciptaan_Mu Yang Maha Kuasa


Oleh: Selfia Mona Peggystia

Aku Suka, Aku Sukaa


Mengapa aku terlalu menyukaimu
Mengapa aku terlalu senang mendengarmu
Entahlah...
Ada yang sependapat denganku dan malah sebaliknya
Aku tak menghiraukannya
Aku nyaman dengan apa yang ku sukai
                                 
Alunan musik nan-indah, berhias sari-sari dari kain sutra
Itulah yang terbayang ketika ku mulai mendengarmu
Sungguh tarian yang khas dari India

Tarian yang unik dan menggairahkan mata yang melihat
Dengan lagu-lagu yang tak pernah ku mengerti artinya
Tapi seperti menyatu ketika ku mendengarnya
Melihat senyum dari seorang boyband Korea yang ku idolakan
Lagunyapun tak henti-henti  ku dengarkan

Sangat menyukaimu...
Akan selalu ku tunggu lagu-lagumu
Lirik-lirikmu dan alunan musik nan-indah
Karena aku penyukamu, oo.. Kabhi Khusi Kabhi Gham
Karena aku setia mendengarmu, Hello Shinee Lucifer


 Oleh: Selfia Mona Peggystia

Buah dari Hobiku


        Buah berarti sebuah hasil dari usaha/ keterampilan. Setelah lama berdaun lalu menghasilkan buah yang manis untuk di cicipi, itulah buah. Jika saya mengartikan tentang hobi, yang pertama terpikir dalam benak saya adalah hobi saya sendiri yaitu menulis. Hobi yang merupakan titik berpikir saya yang terinspirasi dari apa yang saya lihat dan apa yang saya alami, bisa terinspirasi dari berbagai macam buku (cerpen, dongeng, komik, novel, dll), itu yang membuat saya terinspirasi lalu bisa menciptakan sebuah tulisan. Terkadang juga dengan tak sadarnya, saya mendapat inspirasi dari sahabat-sahabat saya yang menceritakan apa yang mereka alami saat itu. Pertama saya bisa menulis sebuah cerpen yaitu ketika saya masih duduk di bangku SD, ketika itu pelajaran Bahasa Indonesia dan guru saya menyuruh untuk membuat sebuah cerpen. Ide dari cerpen itupun terinspirasi dari adik-adik kelas saya yang sedang memainkan kelereng di halaman sekolah. Dengan pasihnyapun saya bercerita di depan kelas tanpa saya sadari ternyata saya bisa dan mendapatkan senyuman terbaik dari guru saya waktu itu. Senang rasanya saya bisa menceritakan apa yang saya tulis. Dari situlah pertama saya bisa menciptakan sebuah tulisan (cerpen).
          Memang, dari saya SD saya sering di ajak membeli-beli buku ke toko buku oleh ibu saya, tak hanya satu pilihan buku yang saya ambil melainkan empat atau lima buah buku. Jika melihat gambar dari sampulnyapun begitu menarik untuk di baca, tak segan-segan saya mengambil empat atau lima buku cerita. Anehnya, buku cerita yang belum di bayar itupun langsung saya baca ketika ibu sedang bercakap-cakap dengan mba yang berada di kasir, sampai mba-mba itu terheran melihat saya. “Aduh adik, rajinnya baca buku, pasti deh juara di sekolahnya.” (Begitu kata mba kasir kepada saya), dan saya membalas dengan senyuman. Sesampai rumahpun saya membaca dan membaca buku cerita tersebut, gambar-gambarnya yang indah, serasa berada di dalam buku itu.
          Beberapa tahun kemudian saya sudah mengenakan seragam putih biru, ikat dua dan di hiasi dengan pita warna biru. Siapa bisa menebak? Ya, lucu dan masih imut-imutnya. Teringat dalam bayang saya waktu itu, mendapat juara 1 lomba menulis cerpen yang di adakan oleh sekolah saya sendiri yaitu SMPN 1 Narmada. Ketika nama saya di panggil, sayapun langsung terdiam tak percaya dengan apa yang terjadi saat itu, sampai teman saya mengagetkan saya mendapat juara pertama lomba menulis cerpen, “Mona.. ayo maju, namamu sudah di panggil tiga kali.” Sayapun bangun dari duduk saya dan berjalan dengan rasa yang “bingung” tak percaya dengan apa yang terjadi. Tapi itulah kenyataan, inilah hobi saya, ini buah dari hobi saya dan inilah karya ciptaan saya. Mona yang bisa menciptakan sebuah cerpen, Monapun yang bisa menciptakan sebuah puisi. Ayo Mona, semangaatttt...!!! J
          Hari minggu biasanya terjadwal untuk hari libur tetapi saya, tidak, karena di hari minggu saya mengisi dengan extrakulikuler sekolah, jam 8 untuk bermain basket sampai selesai, jam sepuluhnya masuk kelas untuk mengikuti mading sekolah. Yang memberi pengarah waktu itu adalah bapak Ruslan Nedi. Beliau adalah seorang yang sangat berjasa, karena ia adalah seorang guru yang mengajar keterampilan dan ilmu jurnalistik, ia juga seorang wartawan pemburu berita. Sangat berjasa bukan? Selain mengajar siswanya, ia juga berjasa kepada masyarakat, memberi informasi melalui koran yang di tulisnya dan lain sebagainya. Dua profesi sekaligus. Setiap ia memberi pengarahan, kadang ia menceritakan pengalamanya dahulu, menceritakan pengalamannya berprofesi sebagai wartawan pemburu berita. Sebenarnya orang tua itu tidaklah sadis jika teman-teman mengenalnya, siapa sih bapak Ruslan Nedi? Pasti yang menjawab mengatakan, “itu guru yang paling sadis yang suka marah-marah tidak karuan.” Hmm, sebenarnya ia tak seperti itu, hanya saja mungkin teman-teman ada kesalahan yang membuat ia berprilaku seperti itu kepada teman-teman. Heran mungkin jika tau sosok bapak Ruslan Nedi itu sebenarnya, sangat polos ketika memberi pengarahan, memberi penjelasan dan lain sebagainya. Satu kata untuk bapak Ruslan Nedi, “terima kasih pak, berkat bapak saya bisa lebih tau mengenai tulis menulis dan dunia wartawan.”
          Waktupun terus berjalan dan berjalan, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, dan  hanya saya yang tidak bisa berganti, “saya ya saya, dan hanya saya, hahaha....” Hingga sayapun mengenakan seragam putih abu-abu, masa-masa yang paling mengindahkan, yang setiap hari setiap waktu tersibukkan dengan pelajaran IPA. Masa yang tak bisa terlupakan, banyak kenangan pula. Di bangku esema, setiap ada lomba menulis cerpen, aku selalu absen mendapat juara tiga besar sampai pernah puisi saya di muat di website anakkreatif www.anakkreatif.org. Mm.. sangat bersyukur dan bahagia puisi saya bisa di muat. Alhamdulillah.... J
          Berjuang dan berusaha, berjuang lagi sampai saya bisa meraih cita-cita saya nantinya. Jangan pernah takut salah dan kalah, karena dari kedua kata tersebut kita bisa belajar untuk memperbaiki diri, untuk membenahi diri menjadi lebih baik lagi. Karena kesuksesan itu di raih dari sebuah (kerja keras/ usaha, kreatifitas, pola pikir yang positif, cerdas dan mampu menghadapi tantangan). Mari kita kejar impian kita, berusaha/ bekerja keras dan berjuang, Insya Allah akan terlaksana dengan baik. Hanya diri kita sendiri yang bisa mengubah perubahan dalam diri kita menjadi lebih baik, jadilah pribadi baik dan jadilah orang-orang pilihan. Menulis bagi saya adalah sesuatu yang bisa merubah saya menjadi lebih berkesan, menulis adalah segala-galanya bagi saya, menulis adalah bagian dari hidup saya, dan dunia saya. Sebelum Anda menulis, cintailah tulisan terlebih dahulu. Tulisan adalah jendela inspirasi duniaku... J

Si Pink yang Kesepian



          Teringat ketika aku selalu di dekatmu, merasakan suasana romantis bersamamu. Malam terlelap bersama, sampai tebangun dengan indahnya pagi yang menyapa. Tiap hari ku selalu merawatmu dengan penuh kasih sayangku, tak jua bisa menghilangkan rindu ini untukmu. Ketika malam tiba, tertidur bersama mendengarkan irama musik nan indah, di langitpun terlihat bulan dan bintang yang selalu menerangi malam untuk kita bersama. Saatku sendiri, kau selalu menjaga dan menemaniku dengan senyuman indah di wajahmu. Terlihat pipimu yang memerah namun tak semerah darah melainkan nampak warna pink. Perpisahan terakhir kitapun terasa haru, tak tenang karna akan jauh darimu. Malam itupun ku terus memandang indah wajahmu, tak bisa lepas karena malam itu malam terakhir kita bersama. Iringan lirik lagu menambah keeksotisan malam terakhir kita.
          Tak terasa malam sudah larut, akupun mengajakmu memejamkan kedua mata indah yang terlihat haru-biru akan perpisahan esok paginya. Dalam gelapnya, dalam indahnya mimpi, sang peri mimpipun datang memberi mimpi yang indah bersamamu pada malam terakhir itu. Sampai pada keesokan harinya, sang burung bernyanyi nan merdu membangunkanku. Terasa pagi yang sangat indah melihatmu di depanku, lalu tersenyum kepadaku, seolah-olah tak akan terjadi apa-apa di kala pagi itu datang. Namun, tak kupungkiri perpisahan itu semakin dekat, di mana detik ke menit, menit ke jam menyapa. Ku terus memandangimu, tak terasa aku kan pergi jauh darimu meninggalkan pulau kelahiranku. Namun pendidikan mulia menanti dan melambai-lambai padaku. Iapun tak pernah memperlihatkan kesedihan akan kepergianku, ia hanya tersenyum manis kepadaku agar aku tak bersedih lagi.
          Aku tau, nantinya memang kita akan di pertemukan kembali. Entah kapan, waktu yang amat lama. Tapi aku berjanji aku pasti kembali untukmu dan bersama kembali, meniti kehidupan nan indah bersamamu. Embun kecil dari matakupun menetes ke bajumu yang imut pink itu. Akhirnya perpisahan itu datang menjemputku, hanya bisa memandangi wajahmu dan mengatakan aku pergi lama namun tak perlu mengkhawatirkanku karena aku pasti akan kembali untukmu. Suasana harupun terasa, mengalir deras air mataku yang tak bisa lagi aku tahan. Selembut kapas terasa tisu yang kau berikan kepadaku. Aku pasti akan rindu padamu, jauh di mata namun kan selalu teringat di hati kenangan tentangmu bersamaku. Tak perlu bersedih, karena aku kan selalu menulis sepucuk puisi kerinduan untukmu. Walau jarak memisahkan kita, namun takkan ada sepertimu, menjaga dan menemaniku di tiap hari-hariku. Aku sangat rindu padamu, rindu yang akan terus menggelayut di sanubariku. Tak akan bisa terucap kata lagi namun hati ini merasakan. Tunggulah aku kembali, bersama dalam pangkuanmu, tak akan ada yang sepertimu di sini karena rindu ini selalu ada di hari-hariku yang baru di sini. Tak usah bersedih lagi si pink “kamarku.” Hahahahahahahahahahaa

Rindu suasana kamarku di rumah, peace ya... !!
^0^ miss u lombok ^0^
               =,=
Oleh: Selfia Mona Peggystia