~Merinduimu, Lombok~
Deras siang menggelitik keringat,
Mengucur lelah yang sempat,
Tertambat dalam sapaan ingat
Mengucur lelah yang sempat,
Tertambat dalam sapaan ingat
Langit cerah diatas sedang tak karuan,
Sementara bumi sedang sendu dalam penantian,
Sementara bumi sedang sendu dalam penantian,
Menanti hari esok tanpa resah,
Yang memagut gelisah,
Menanti bumi pulih,
Dan tiada menyisakan gundah
Yang memagut gelisah,
Menanti bumi pulih,
Dan tiada menyisakan gundah
Mata yang terjaga tanpa lelah,
Menatap yang telah luluh lantah,
Hati yang terbalut sedih,
Merenungi kiranya salah
Menatap yang telah luluh lantah,
Hati yang terbalut sedih,
Merenungi kiranya salah
Pohon-pohon menari bersama angin,
Menjadi kawan yang ingin,
Menyatukan warna keindahan
Menjadi kawan yang ingin,
Menyatukan warna keindahan
Juga pantai yang serupa indah,
Air laut menjadi musik terindah,
Air laut menjadi musik terindah,
Sedu sedan,
Dalam dendang,
Yang menjadi kenang
Dalam dendang,
Yang menjadi kenang
Dan tiada ingin,
Beranjak pergi walau sebentar
Beranjak pergi walau sebentar
Resah dan gelisah,
Menjadi kawan sementara saja,
Tak usah berlama-lama
Menjadi kawan sementara saja,
Tak usah berlama-lama
Biar keluh dalam pilu ini tenang,
Tanpa menyanyat sekali lagi,
Tanpa menyanyat sekali lagi,
Biar rindu tentang keindahan mu,
Menyapa sekali lagi,
Berkali - kali,
Disini, di pulau ini
Menyapa sekali lagi,
Berkali - kali,
Disini, di pulau ini
Merinduimu yang tenang,
Wahai pulau terindahku,
Lombok nan syahdu...
Wahai pulau terindahku,
Lombok nan syahdu...
🏝