~Tak Berandai, Namun Cita-cita~
Bahasa hati yang kian beradu dalam inginnya
Bak gelombang ombak keras yang menampar bebatuan
Sementara menjelma menjadi lenguhan kesakitan yang bertopeng
Dalam lamunan atas kesetiaan derita yang menemani
Bahasa hati yang kian beradu dalam cahaya terang
Bak matahari yang bila menampakkan dirinya
Berkedip-kedip ketika memandanginya
Seolah tak kuasa menahannya
Dan ketika bahasa hati inginkan cita-cita
Sekeras perjuangan ternodai keringat
Bukan saja berandai-andai
Bukan pula hanya mimpi, melainkan impian nyata yang tak berandai
Bahasa hati yang kian beradu dalam inginnya
Bak gelombang ombak keras yang menampar bebatuan
Sementara menjelma menjadi lenguhan kesakitan yang bertopeng
Dalam lamunan atas kesetiaan derita yang menemani
Bahasa hati yang kian beradu dalam cahaya terang
Bak matahari yang bila menampakkan dirinya
Berkedip-kedip ketika memandanginya
Seolah tak kuasa menahannya
Dan ketika bahasa hati inginkan cita-cita
Sekeras perjuangan ternodai keringat
Bukan saja berandai-andai
Bukan pula hanya mimpi, melainkan impian nyata yang tak berandai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar