Jumat, 29 Maret 2013

Aku Ingin Pulang


Aku Ingin Pulang
Oleh
Selfia Mona Peggystia


                Sejak kecil aku di asuh oleh ibu angkatku yang tidak lain adalah saudara dari ayahku. Waktu itu aku di ambil dari pelukan ayahku, aku merengek menangis karena berpisah dari ayahku. Ayahku tak bisa membiayaiku karena keadaan ekonomi, walau begitu aku tau ayah sangat menyayangiku. Ayahku tak ingin melihatku menjadi orang yang tidak berpendidikan, dia ingin melihat aku menjadi orang sukses. Orang yang nantinya bisa membantu dia, ibu angkatku serta keluarga lainnya dan mereka semua akan tersenyum bangga karena melihat buah hatinya menjadi orang sukses. Dari kecil semasih aku dalam gendongan, aku dirawat dan dijaga dengan baik oleh ibuku. Walau dia bukan ibu kandungku tetapi dia merawatku dengan baik, membiayai semua kebutuhanku hingga sekarang aku SMA. Tak terasa berapa tahun sudah aku tinggal dengan ibuku, jarang aku bisa bertemu dengan ayahku, apalagi ibu kandungku yang sejak kecil tak pernah kulihatnya. Dia meninggal karena penyakit kanker yang di deritanya. Bayang-bayang wajah ibuku yang sebenarnya cuma bisa kulihat dalam mimpi. Seorang ibu yang ingin sekali aku menatap wajahnya, memeluknya dalam kehangatan kasih sayang antara ibu dan anak.
            Tetesan air mataku mulai mengalir di sudut mataku, aku tak bisa menahannya. “Ayah.. ibu, aku ingin bertemu kalian. Aku kangen kalian, sepi hati ini tanpa ada kalian. Aku sayang kalian”.. suaraku pelan sambil menangis. Di rumah ibu angkatku, aku dijaga dengan ketat. Keluar kemana-mana aku tak dikasi kecuali untuk kesekolah. Aku hanya bisa patuh kepada mereka yang merawatku karena ingin melihat ayahku tersenyum bangga memiliki putri sepertiku menjadi orang yang sukses nantinya. Kakak kandungkupun aku jarang bertemu dengannya, tapi aku tahu dia sekarang sudah berumah tangga. Terlintaskah dalam pikirannya seorang adik yang dulu sering di gendongnya. Ku inginkan seorang kakak yang menjagaku, tapi inilah nasib. Kita terpisah jauh karena keadaan ekonomi keluargaku. Aku ingin sekali bertemu dengan kakakku, hmm.. untung saja aku mempunyai tiga sahabat yang baik dan mengerti dengan keadaanku. Mereka mengantarku kerumah kakakku dan akupun bertemu dengan kakak. Kakak yang selama ini tak pernah kulihat, dia memelukku dengan erat dan memperlakukanku dengan begitu perhatiannya. Istrinyapun menyambut kedatanganku dengan baik, takku sangka aku mempunyai seorang keponakan. Lucu imut dan cantik, yahh.. seperti aku ini. Hehehehe
            Aku tak bisa berlama-lama dirumah kakakku karena aku takut ibu angkatku memarahiku jika dia tahu aku menemui kakakku. Ibu angkatku tak mengizinkan aku bertemu dengan ayah maupun kakak kandungku. Aku tak tahu apa yang membuat dia tidak mau melihatku bertemu dengan orang-orang yang aku sayang. Karena itu aku jarang bertemu mereka dan hanya diam di rumah saja dengan seorang kakak yang tidak begitu menyukaiku kecuali kakakku Marina yang sekarang menjadi guru. Sifat kak Marina sama dengan sifat kakak kandungku yaitu Teo. Memperlakukanku dengan penuh perhatiannya, untung ada kak Marina seperti ada kak Teo di sampingku. Malampun datang, takbiran di mana-mana terdengar ditelingaku. Ayah, Ibu, kak Teo.. aku ingin kalian disini bersama melihat malam kemenangan yang indah. Aku ingin bertemu mereka Tuhan.. “menetaskan air mata dengan perasaan hampa tanpa kasih sayang dari kedua orang tua kandungku”. Aku hanya bisa berdo’a dan berdo’a dapat kembali merangkul kepelukan ayahku. Aku ingin pulang.....
            Desahan angin yang membuat malam kemenangan itu perlahan menenangkan hatiku. Air mata yang tak pernah kering dan selalu membasahi pipiku dengan mata yang membengkak. Aku ingin pulang, aku ingin bertemu ayahku, aku ingin melihat kak Teo lagi. Ibu.. aku hanya bisa berdo’a disini untuk tempat terindah untukmu disana, aku sayang kalian semua. “Kata-kata itu sering terucap dari bibirku”. Di ujung malam, perlahan aku memejamkan mataku dan berharap esok menjadi lebih baik. “Allah hu akbar, Allah hu akbar...”. Akupun mulai terbangun dari mimpi itu, mimpi bertemu dengan ibu kandungku. Aku langsung bersiap-siap menyambut hari kemenangan yang indah nan suci, meskipun tiada orang-orang yang kuharapkan di sisiku. Aku selalu menyayangi kalian, aku berdo’a bisa bertemu kalian entah kapan akan terjadi. Tapi aku yakin itu, nasib akan mengubah kehidupanku.
            Setelah melaksanakan shalat idul fitri, sanak keluargapun berdatangan wajah itupun tak asing lagi aku melihatnya. “Ayah.. ayah datang, akupun langsung menghampirinya dan memeluknya dengan eratnya tanganku, tak mau aku lepaskan. Rasa rinduku terobati pada hari kemenangan itu, elusan tangannya di rambutku dan ciuman di keningku ia berikan. Kasih sayang antara ayah dan anak memang tak heran, bertahun-tahun tak pernah bertemu dan sekarangpun aku bisa sedekat itu dengan ayahku. Hari itupun juga menjadi hari yang tak pernah kulupakan, memori indah bersama orang-orang yang kusayangi. Kedatangan kak Teopun meramaikan hari itu, hari itu memang aku benar-benar merasakan pelukan dari seorang ayah dan kakak kandungku. Sangat mengharukan karena tak pernah bertemu saking lamanya terpisah. Tuhan, terima kasih Kau telah menjawab do’aku selama ini...
5 TAHUN
            Kini diumurku yang ke 23, aku merasakan betapa beratnya mencari sekertas uang. Yaah.. sekarang aku bekerja menjadi guru di salah satu SMP yaitu SMP Nusa Bakti. Sekolah tempat aku menginjakkan kaki pertama kali, sekolah tempat aku bisa mencari sekertas uang. Hmm.. gaji pertamaku aku berikan kepada ayahku dan ibu angkatku, meskipun tak seberapa aku puas dengan apa yang aku berikan kepada mereka. Mungkin belum cukup aku membalas budi mereka, aku akan selalu menjadi apa yang kalian mau (ayah dan ibu). Senyuman yang kalian berikan untukku adalah senyuman masa depan, senyuman itu sangat berarti bagiku. Hingga sekarang aku masih tinggal dengan ibu angkatku, dia bersi keras tidak mengizinkanku bertemu dengan ayah maupun kakakkku. Tapi diam-diam aku sering menemui mereka dengan alasan lembur mengajar disekolah, untung ibu angkatku percaya. Eumm.. ada sedikit perubahan bisa bertemu dengan orang-orang yang aku sayangi. Ketika waktu itu aku pulang dari rumah ayahku, aku tak sengaja berpapasan dengan seorang lelaki, lelaki itu tampan dan gaya menyapaku sangat lembut. Senyumnya membuat wajahku tertekuk malu dan buku yang aku bawa berjatuhan dengan berisiknya hingga aku terbangun dari pandangan itu. Uupssss jatuh.. lelaki itupun membantuku, dia mulai bicara dan menyebut namaku. Heran kurasa seorang lelaki itu bisa tahu namaku hingga hari perkenalan itupun terjadi. Di tempat itu kami berdua sering ketemuan dan lama adanya sekitar 2 bulanan, aku resmi pacaran dengannya. Dia memeberiku kasih sayang yang begitu besar, dia selalu ada di saat aku sedih dan membutuhkan dia. Dia juga mengerti dengan keadaanku sekarang. Lelaki itu berjanji kepadaku suatu saat dia akan membawaku pulang bersamanya. Dia akan menepatinya.
            Tiga tahun sudah hubungan kami berjalan dan dia melamarku. Hari itu adalah hari kebebasanku, hari dimana aku bisa keluar dari rumah ibu angkatku. Tak ada larangan lagi karena aku mempunyai suami yang akan selalu menjagaku. Dia menepatinya, aku ingin pulang?? Sekarang jawaban dari harapanku terkabulkan karena memiliki seorang suami yang sangat mengerti dan selalu menepatkan janjinya. Akupun pulang bersamanya kerumah ayah kandungku, tinggal bersama ayah dan suami tercinta. Kak Teopun sering main-main sambil mengajak keponakanku yang sekarang sudah menjadi ABG. Dari situlah aku mengerti apa itu cinta, cinta yang kuharapkan sejak kecil. Cinta yang bisa merubah kehidupanku, membawaku pulang bersama seorang suami yang sangat kucintai. Terima kasih Tuhan, Kau yang telah menciptakan zat cinta yang begitu indah dan adil bagiku. Terima kasih Tuhan.. sekarang aku bahagia berada di samping orang-orang yang kusayangi dan kucintai. Love you all...

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar