Aku
Ingin Pulang
Oleh
Selfia
Mona Peggystia
Sejak
kecil aku di asuh oleh ibu angkatku yang tidak lain adalah saudara dari ayahku.
Waktu itu aku di ambil dari pelukan ayahku, aku merengek menangis karena
berpisah dari ayahku. Ayahku tak bisa membiayaiku karena keadaan ekonomi, walau
begitu aku tau ayah sangat menyayangiku. Ayahku tak ingin melihatku menjadi
orang yang tidak berpendidikan, dia ingin melihat aku menjadi orang sukses.
Orang yang nantinya bisa membantu dia, ibu angkatku serta keluarga lainnya dan mereka
semua akan tersenyum bangga karena melihat buah hatinya menjadi orang sukses.
Dari kecil semasih aku dalam gendongan, aku dirawat dan dijaga dengan baik oleh
ibuku. Walau dia bukan ibu kandungku tetapi dia merawatku dengan baik,
membiayai semua kebutuhanku hingga sekarang aku SMA. Tak terasa berapa tahun
sudah aku tinggal dengan ibuku, jarang aku bisa bertemu dengan ayahku, apalagi
ibu kandungku yang sejak kecil tak pernah kulihatnya. Dia meninggal karena
penyakit kanker yang di deritanya. Bayang-bayang wajah ibuku yang sebenarnya
cuma bisa kulihat dalam mimpi. Seorang ibu yang ingin sekali aku menatap
wajahnya, memeluknya dalam kehangatan kasih sayang antara ibu dan anak.
Tetesan
air mataku mulai mengalir di sudut mataku, aku tak bisa menahannya. “Ayah..
ibu, aku ingin bertemu kalian. Aku kangen kalian, sepi hati ini tanpa ada
kalian. Aku sayang kalian”.. suaraku pelan sambil menangis. Di rumah ibu
angkatku, aku dijaga dengan ketat. Keluar kemana-mana aku tak dikasi kecuali
untuk kesekolah. Aku hanya bisa patuh kepada mereka yang merawatku karena ingin
melihat ayahku tersenyum bangga memiliki putri sepertiku menjadi orang yang
sukses nantinya. Kakak kandungkupun aku jarang bertemu dengannya, tapi aku tahu
dia sekarang sudah berumah tangga. Terlintaskah dalam pikirannya seorang adik
yang dulu sering di gendongnya. Ku inginkan seorang kakak yang menjagaku, tapi
inilah nasib. Kita terpisah jauh karena keadaan ekonomi keluargaku. Aku ingin
sekali bertemu dengan kakakku, hmm.. untung saja aku mempunyai tiga sahabat
yang baik dan mengerti dengan keadaanku. Mereka mengantarku kerumah kakakku dan
akupun bertemu dengan kakak. Kakak yang selama ini tak pernah kulihat, dia
memelukku dengan erat dan memperlakukanku dengan begitu perhatiannya.
Istrinyapun menyambut kedatanganku dengan baik, takku sangka aku mempunyai
seorang keponakan. Lucu imut dan cantik, yahh.. seperti aku ini. Hehehehe
Aku
tak bisa berlama-lama dirumah kakakku karena aku takut ibu angkatku memarahiku
jika dia tahu aku menemui kakakku. Ibu angkatku tak mengizinkan aku bertemu
dengan ayah maupun kakak kandungku. Aku tak tahu apa yang membuat dia tidak mau
melihatku bertemu dengan orang-orang yang aku sayang. Karena itu aku jarang
bertemu mereka dan hanya diam di rumah saja dengan seorang kakak yang tidak
begitu menyukaiku kecuali kakakku Marina yang sekarang menjadi guru. Sifat kak
Marina sama dengan sifat kakak kandungku yaitu Teo. Memperlakukanku dengan
penuh perhatiannya, untung ada kak Marina seperti ada kak Teo di sampingku.
Malampun datang, takbiran di mana-mana terdengar ditelingaku. Ayah, Ibu, kak
Teo.. aku ingin kalian disini bersama melihat malam kemenangan yang indah. Aku
ingin bertemu mereka Tuhan.. “menetaskan air mata dengan perasaan hampa tanpa
kasih sayang dari kedua orang tua kandungku”. Aku hanya bisa berdo’a dan
berdo’a dapat kembali merangkul kepelukan ayahku. Aku ingin pulang.....
Desahan
angin yang membuat malam kemenangan itu perlahan menenangkan hatiku. Air mata
yang tak pernah kering dan selalu membasahi pipiku dengan mata yang membengkak.
Aku ingin pulang, aku ingin bertemu ayahku, aku ingin melihat kak Teo lagi.
Ibu.. aku hanya bisa berdo’a disini untuk tempat terindah untukmu disana, aku
sayang kalian semua. “Kata-kata itu sering terucap dari bibirku”. Di ujung
malam, perlahan aku memejamkan mataku dan berharap esok menjadi lebih baik.
“Allah hu akbar, Allah hu akbar...”. Akupun mulai terbangun dari mimpi itu,
mimpi bertemu dengan ibu kandungku. Aku langsung bersiap-siap menyambut hari
kemenangan yang indah nan suci, meskipun tiada orang-orang yang kuharapkan di
sisiku. Aku selalu menyayangi kalian, aku berdo’a bisa bertemu kalian entah
kapan akan terjadi. Tapi aku yakin itu, nasib akan mengubah kehidupanku.
Setelah
melaksanakan shalat idul fitri, sanak keluargapun berdatangan wajah itupun tak
asing lagi aku melihatnya. “Ayah.. ayah datang, akupun langsung menghampirinya
dan memeluknya dengan eratnya tanganku, tak mau aku lepaskan. Rasa rinduku
terobati pada hari kemenangan itu, elusan tangannya di rambutku dan ciuman di keningku
ia berikan. Kasih sayang antara ayah dan anak memang tak heran, bertahun-tahun
tak pernah bertemu dan sekarangpun aku bisa sedekat itu dengan ayahku. Hari
itupun juga menjadi hari yang tak pernah kulupakan, memori indah bersama
orang-orang yang kusayangi. Kedatangan kak Teopun meramaikan hari itu, hari itu
memang aku benar-benar merasakan pelukan dari seorang ayah dan kakak kandungku.
Sangat mengharukan karena tak pernah bertemu saking lamanya terpisah. Tuhan,
terima kasih Kau telah menjawab do’aku selama ini...
5 TAHUN
Kini
diumurku yang ke 23, aku merasakan betapa beratnya mencari sekertas uang.
Yaah.. sekarang aku bekerja menjadi guru di salah satu SMP yaitu SMP Nusa
Bakti. Sekolah tempat aku menginjakkan kaki pertama kali, sekolah tempat aku bisa
mencari sekertas uang. Hmm.. gaji pertamaku aku berikan kepada ayahku dan ibu
angkatku, meskipun tak seberapa aku puas dengan apa yang aku berikan kepada
mereka. Mungkin belum cukup aku membalas budi mereka, aku akan selalu menjadi
apa yang kalian mau (ayah dan ibu). Senyuman yang kalian berikan untukku adalah
senyuman masa depan, senyuman itu sangat berarti bagiku. Hingga sekarang aku
masih tinggal dengan ibu angkatku, dia bersi keras tidak mengizinkanku bertemu
dengan ayah maupun kakakkku. Tapi diam-diam aku sering menemui mereka dengan
alasan lembur mengajar disekolah, untung ibu angkatku percaya. Eumm.. ada
sedikit perubahan bisa bertemu dengan orang-orang yang aku sayangi. Ketika
waktu itu aku pulang dari rumah ayahku, aku tak sengaja berpapasan dengan
seorang lelaki, lelaki itu tampan dan gaya menyapaku sangat lembut. Senyumnya
membuat wajahku tertekuk malu dan buku yang aku bawa berjatuhan dengan
berisiknya hingga aku terbangun dari pandangan itu. Uupssss jatuh.. lelaki
itupun membantuku, dia mulai bicara dan menyebut namaku. Heran kurasa seorang
lelaki itu bisa tahu namaku hingga hari perkenalan itupun terjadi. Di tempat
itu kami berdua sering ketemuan dan lama adanya sekitar 2 bulanan, aku resmi
pacaran dengannya. Dia memeberiku kasih sayang yang begitu besar, dia selalu
ada di saat aku sedih dan membutuhkan dia. Dia juga mengerti dengan keadaanku
sekarang. Lelaki itu berjanji kepadaku suatu saat dia akan membawaku pulang
bersamanya. Dia akan menepatinya.
Tiga
tahun sudah hubungan kami berjalan dan dia melamarku. Hari itu adalah hari
kebebasanku, hari dimana aku bisa keluar dari rumah ibu angkatku. Tak ada
larangan lagi karena aku mempunyai suami yang akan selalu menjagaku. Dia
menepatinya, aku ingin pulang?? Sekarang jawaban dari harapanku terkabulkan
karena memiliki seorang suami yang sangat mengerti dan selalu menepatkan
janjinya. Akupun pulang bersamanya kerumah ayah kandungku, tinggal bersama ayah
dan suami tercinta. Kak Teopun sering main-main sambil mengajak keponakanku
yang sekarang sudah menjadi ABG. Dari situlah aku mengerti apa itu cinta, cinta
yang kuharapkan sejak kecil. Cinta yang bisa merubah kehidupanku, membawaku
pulang bersama seorang suami yang sangat kucintai. Terima kasih Tuhan, Kau yang
telah menciptakan zat cinta yang begitu indah dan adil bagiku. Terima kasih
Tuhan.. sekarang aku bahagia berada di samping orang-orang yang kusayangi dan
kucintai. Love you all...
THE
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar