Jumat, 29 Maret 2013

Mimpi Juara Kembar (Dua)


Mimpi Juara Kembar (Dua)
Oleh
Selfia Mona Peggystia



                Mimpi kata orang hanyalah bunga tidur. Karena dari mulai memejamkan mata sampai terbangun nantinya adalah sebuah peristirahatan yang biasa disebut dengan “tidur”. Tak nyata, namun aku pernah bermimpi lalu menjadi kenyataan. Bukan kali ini aja, ini yang keberapa kali aku bermimipi dan membenarkan dalam kehidupan nyata. Aku tak tau kenapa, bukan bunga tidur yang biasa orang sering ucapkan, melainkan Tuhan memperlihatkan apa yang akan terjadi denganku. Seperti ada jawaban dari mimpiku. Bila hati sudah tak merasa nyaman lagi, obat yang paling manjur ialah mengadu kepada Tuhan dan meminta petunjuk kebenarannya.
            Pernah suatu ketika, aku mengikuti lomba mading di sekolahku yang bertemakan Chemistry Go To School. Lomba yang diadakan oleh kakak-kakak alumni dari Universitas Mataram untuk semua siswa/siswi SMAN 1 Narmada. Dengan bersikeras aku berniat mengikuti lomba dan harus mendapatkan juara, meyakini hatiku. Sepulang sekolah aku membuka buku kimia lalu melihat ada yang menarik, langsung saja aku kembangkan menjadi tulisan yang menarik untuk di baca. Ga hanya itu aja, puisi cerpenpun ikut menghadiri isi madingku. Idepun datang lagi mengenai pendapat siswa/siswi tentang guru-guru kimia di sekolahku. Berminat juga mewawancarai wali kelasku saat itu, buk Sri Haryati. Yang terkenal guru paling cantik dan menjaga penampilannya hingga sekarang.
            Pagi-pagi itu aku mulai menstater si imut hitam kesayanganku, yang tiap pagi bermanja-manja dalam elus jemariku, seakan meminta kehangatan di tiap pagi menjelang. Tapi kali ini akan meraung kilat hanya karena agar aku nyampe sekolah tepat pada waktunya. Rutinitas yang sudah ku rancang dari semalam membuat semangatku makin bersemangat lagi. Sesampai sekolah, aku meminta bantuan teman-temanku untuk menemaniku pada saat wawancara nanti selepas jam pelajaran. Mereka setuju tuk membantuku. Lekas saja wanita berparas cantik itu masuk ke kelasku. Mulai menjelaskan lalu memberi tugas yang agak menguras otak. Guru kimia yang tak lain adalah wali kelasku. Satu persatu kaum hawa di tunjuk, tergaket bukan kepalang, akulah sasaran berikutnya. Sedikit ada kekeliruan dengan jawabanku, tapi tak apa aku sudah merasa lega mendapat giliran saat itu.
            Bunyi bel yang ku tunggu-tunggu sedaritadi, kini membebaskan aku dari pelajaran kedua yang telah usai. Berlarian menuju ruang guru untuk mewawancarai wali kelasku. Begitu babibu..... akhirnya selesai juga, tinggal teman-teman yang belum aku minta pendapatnya. Segeralah aku bergegas ke kantin membeli snack dan mulai ikut dalam kerumunan teman yang lagi asik makan. Tak mau lama menunggu, akupun menunjukkan kebolehanku menjadi wartawan junior. Dengan lantangnya mereka menjawab mengenai pelajaran kimia. Huaaaaaaaa..........
Lepas dari itu, aku kembali ke kelas membawa bahan yang udah terkumpul menjadi satu. Ida –temanku, menyodorkan tulisan dan beberapa puisi dari teman yang lain. Okeh, kalian ngebantu, thanks ya, ucapku sambil tersenyum. Idapun membalas senyumku. Setelah lepas dari jam ketiga dan keempat, akhirnya waktu pelajaranpun telah usai. Ku bergegas menuju parkiran tempat si imut hitamku berdiri.
            Sesampai rumah, usai makan siang dan solat, aku mulai membuka si pink ranselku. Menulis apa yang udah menjadi ideku. Memang bukan hanya karena lomba aku menulis, menulis adalah hobiku dari sejak kelas 6 SD. Kebolehankupun terlihat ketika aku mendapat juara lomba menulis, alhasil ada salah satu puisi yang udah di muat di website kreatif. Sepertinya aku tak bisa mengerjakan ini semua, aku perlu bantuan. Jam 3 udah start kumpul di sekolah bersama teman-teman. Tiwi  -si jago menggambar menambah uniknya mading yang kami buat. Dengan keterampilannya, alhasil mading kami sudah siap untuk mengikuti lomba esok pagi.
            Malampun tiba, mulai terasa capek dan ingin segera memejamkan mata. Tak lama kemudian, akupun tertidur, sebelum tertidur tak lupa aku berdo’a agar mendapat mimpi indah. Sang putri mimpipun sekejap datang. Ku melihat si pria berambut agak keriting itu membawa kembarannya ke sekolah. Semua heran, baru kali ini si Adim membawa kembarannya, ga pernah cerita kalo ia punya sodara kembar. Aneh, kok bisa tiba-tiba punya kembaran si Adim tu, ga habis pikir. Semua siswa mengerumuni si kembaran Adim, ga ada yang nyangka dia punya kembaran. Begitu mimpiku waktu itu yang akan memberi jawaban esok paginya.
Pagi-pagi sekali, hari itu hari kamis. Lomba berlangsung dari jam 9 teng, suasana meriah karena sebelum penilaian di tentukan, di adakan lomba game. Saat yang di tunggu-tunggupun datang juga. Dengan keoptimisanku hari ini pasti menang, ucapku longgar. Tak canggung-canggung tuk kumpul depan lapangan upacara yang layaknya seperti open karena panas sang matahari. Mulai di bacakan dari juara ketiga di raih dari kelas XB, juara kedua yaitu kelasku sendiri XI IPA2, dan yang pertama kelas XA. Senyum terindahku terpancar saat aku mulai menerima hadiah dan penghargaan. Teman-temanku bersorak ramai, hati bukan senang lagi namun bersyukur mendapat juara. Yah meskipun ga mendapat juara pertama, juara keduapun sudah senang. Penghargaan inilah yang paling penting, hadiah mah buat teman-teman kelas XI IPA2. Wali kelaskupun bangga melihat kelas kami yang menjadi juara, momen indah tak lupa untuk berfoto karena hari itu kami XI IPA2 menjadi sang juara. Akupun tersenyum sendiri mengingat perihal mimpiku semalam, si Adim yang punya sodara kembar, ternyata inilah jawaban dari mimpiku. Menjadi sang juara kembar, juara dua. MERDEKA...!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar