Kekompkan Cheers SMANAR
Oleh
Selfia Mona Peggystia
Hay..kenalin aku seorang siswa SMAN 1 Narmada. Waktu
itu aku duduk di kls XA. Kisah ini berawal sejak aku mengikuti cheers di
sekolahku. Ketika itu sekelompok kakak kelas menghampiriku. “Hey dek, mau ikut
jadi cheers SMA kita gag??”. “Aku??”, (dengan nada tak yakin). “Ia kamu??”.
Buat apa kak. . .dan siapa saja yang ikut? (tanyaku dengan nada pelan). “Gini
dek, kan besok ada lomba basket DBL, nahh kalo gag ada cheers, team basket
tidak bisa main.
Makanya negh kakak mau ikutin kamu”.
Awalnya aku menolak tapi kalo di pikir-pikir boleh juga tuw ikutan cheers,
tambah-tambah pengalaman gitu. . . Jadi waktu itu aku setuju menjadi anggota
cheers. Pada saat itu (kak Dhecy, kak Ela, kak Rose, kak Rina, Vivie, Nora,
Anggye, Tyaq, dan juga aku) resmi menjadi anggota cheers SMAN 1 Narmada. Dan
setelah itu aku dan teman cheers yang
lain di foto untuk menjadi peserta
cheers sekaligus untuk foto ID Card menjadi anggota yel-yel. Waktu itu aku
mengira ada pelatih yang akan melatih aku dan teman-teman cheers yang lain,
tapi ternyata sama sekali gag ada pelatih.
Aku sempat kecewa karna gag ada pelatih yang melatih
aku dan teman-teman cheers. Sehingga aku dan temen-teman memutuskan untuk
membuat gerakan sendiri tanpa ada pelatih. Kak Rose yang terpilih menjadi
kapten cheers bingung karna gag ada pelatih sama sekali. “Kak, sebenarnya kalo
kita ikut cheers kaya gini, sekolah yang nanggung semuanya. Mulai dari sewa
palatih, sewa kostum dan lain-lain. Tapi kok anggota cheers sendiri yang
nanggung semuanya”. (Ucapku dengan nada kesal). “Ia kak, seharusnya begitu..sekolah
yang harus nanggung semuanya, kita samua di sini tinggal tampil aja”. (Tambah
Vivie). Yahh seharusnya begitu, emank sekolah yang harus nanggung semuanya,
tapi kan tau?? (Ucap kapten cheers sepotong).
Tau apa kak? (timbal Anggye). Udach akh, gag usah di
bahas lagi, mending sekarang kita pikirin gerakannya dulu, kalo soal dana besok
kita pikirin. (Ucap kak Rose). Dan pada saat itu aku dan taman cheers yang lain
mulai berlatih, kebetulan banget negh ada kakak yang pinter ndedance dari SMP,
jadi bisa berlatih sama dia. Kak Elapun mulai menyusun gerakannya, berhari-hari
kita latian dengan penuh canda dan tawa.
Waktu demi waktu berlalu, hingga pada saatnya aku
dan teman cheers yang lain mulai menghafal gerakannya setengah. Waktu itu hari
minggu tanggal 2 Januari 2008, aku dan teman cheers yang lain latian di ruang
media, tapi sayang waktu itu DVDnya rusak. Kaptenku langsung menyuruh salah
satu dari aku dan teman cheers yang lain untuk mengambil DVDnya. Kak Rinapun
setuju untuk mengambil DVDnya, kebetulan rumahnya juga dekat dengan sekolah.
Beberapa menit kemudian kak Rina datang dengan membawa DVDnya dan latianpun
langsung di mulai.
Aku dan
teman-teman terus berlatih berminggu-minggu dan akhirnya aku dan
temen-teman menghafal semua gerakan. Dua minggu sudah aku dan teman-teman
berlatih dengan serius. Aku berharap semoga aku dan teman-teman bisa tampil dengan baek. Amin-amiin… Selesai
latian, aku dan teman-teman langsung membahas soal kostum. Mau dapet uang dari
mana buat beli kostum , (ucapku dalam hati). Kak Rose yang menjadi kapten
langsung mengajak aku dan teman-teman untuk meminta dana dari sekolah. Keesokan
harinya pada waktu jam istirahat, kapten cheers langsung meminta aku dan
teman-teman untuk berkumpul di perpustakaan.
Pada waktu
itu juga aku dan teman-teman langsung menuju perpustakaan, lalu langsung menuju
keruang BP untuk membahas soal dana kepada Pak Suitre selaku wakil kepala
sekolah. Kak Rosepun langsung ngomong, “Gini Pak, kami dari anggota cheers
sekolah kita, ingin meminta dana untuk membeli kostum buat tampil hari minggu,
bisa gag Bapak memberitahukan Pak Kepsek untuk membantu kami? (dengan nada
pelan). Yah, Bapak ngerti kalian. Bapak akan berusaha supaya kalian bisa
tampil, tapi kalo Pak Kepsek ngasi uang tidak sesuai dengan permintaan kalian,
gag apa-apa kan?? (Jawab Pak Suitre). “Iia udah pak, yang penting sekolah ngasi
dana aja dulu, nanti kami pikirkan dana selanjutnya. Makasi pak kalo gitu, kami
permisi dulu pak” (ucap kak Rose). Yah, semoga sukses ia nak. Iia pak, mari
pak. Kami duluan. (Dengan nada serempak).
Beberapa jam kemudian, tanda bel pulang berbunyi.
Aku dan teman cheers langsung berkumpul di perpus karena tadi aku dan
teman-teman mendapat kiriman sms dari kak Rose. Pak Suitrepun sudah menunggu.
“Ini nak, Bapak cuma bisa ngasi kalian 50 ribu per orang, cuman itu yang dikasi
Pak Kepsek”. (Ucap pak Suitre). Owh ya pak makasi atas bantuannya. Kami semua
sangat berterima kasih kepada Bapak. (Ucap kak Rose). “Iia sama-sama nak,
semoga sukses pas kalian tampil besok”. Aminn…(dengan nada serempak).
Pulangnyapun aka dan teman –teman yang lain
berencana membeli kostum untuk tampil hari minggu. Jam 3 ntar kita kumpul di
sekolah dan kita langsung berangkat membeli kostum, (ucap kak Rose). Sesampai
rumah, akupun tidak langsung makan malah
meminta uang untuk membeli kostum. Akupun di kasi uang 150 ribu, yahh..meskipun
di kasinya sambil ngomel-ngomel gitu. Berisik banget omelan itu di telingaku.
Tapi gag apa-apalah, yang penting dapet uang, hehhe… Berapa lama kemudian
menunjukkan jam setengah 3, akupun langsung mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
Akupun langsung menstrater mio bututku dengan gesitt. Yahh meskipun gag
butut-butut amat.
Sesampai di sekolah teman cheers yang lain sudah
menunggu, rupanya aku yang paling telat datang. Maklum anak loteng, jauhh.
Hehhe… Akupun boncengan sama Nora dan langsung berangkat untuk membeli kostum.
Toko demi toko kami kunjungi dan akhirnya kami menemukan kostum yang cocok.
Setelah membeli kostum, kami menyempatkan mampir ke mall dulu untuk
berjalan-jalan sebentar dan membung penat setelah berlatih. Hari minggupun
tiba, aku dan teman cheers berlatih di sekolah dan tidak lama kemudian kami
memutuskan untuk beristirahat dulu. Jam demi jam berlalu, aku dan teman-teman
semua pergi ke salon untuk di dandani dengan cantik. “Ughh, kenapa harus ada
merah-merah gini di pipiku?”, (ucapku). Mana mesti pake lipstick segala lagi,
ufhhh…. Tapi ya udalah, yang penting hari ini aku dan teman-teman yang lain bisa
tampil maksimal.
Tak lama
kemudian, aku dan teman-teman cheers langsung berkumpul di gedung tempat kami
akan tampil. Rasa gugup pun langsung menyerang diriku, aku tak yakin dengan
diriku. Dua gelas air Aqua aku minum, akhirnya aku cukup lega dan mulai tumbuh
rasa optimis dalam diriku. Cayoo cheers SMANAR..!!! (Suara teriakan dari
teman-teman yang mendukung kami). Tiba saatnya anggota yel-yel di panggil,
yak..yang akan tampil sekarang yel-yel dari SMAN 1 Narmada, (terdengar di telingaku).
Aku dan teman-temanpun langsung menuju tempat kami
tampil. Iringan musik yang mengalun di telingaku, seiring dengan gerakan yang
kami tampilkan. Pada saat piramide akan kami tampilkan, ketika itu aku dan
Anggye menjadi paling depan. Kak Rina dan Vivie paling atas, waktu kak Rina
memulai untuk naik ke punggung teman-teman yang lain. Tak ku sangka kakinya kak
Rina kepeleset dan jatuh. Suara teriakanpun langsung membaluti penampilan kami.
Perlahan-lahan kak Rina naek lagi dan akhirnya..yeahh SMANAR…!! Gerakan
terakhir langsung dengan gaya yang sok imut, sok centil. He he hee… Penampilan
kamipun terasa kurang sempurna, karena ada sedikit kesalahan dalam penampilan
kami. Tapi anggota cheersku bangga dengan penampilan kami, meskipun ada sedikit
kesalahan tapi yang paling kami
banggakan adalah KEKOMPAKAN cheers kami. Cheers yang mandiri tanpa ada pelatih
asal team basket bisa main.
Dana yang tak cukup di berikan dari sekolah tapi
tetap tampil dengan kemampuan yang kami miliki. Belajarlah dengan mandiri
karena akan memberikan pelajaran terbaik dalam diri kita, sesungguhnya dari
kesalahanlah kita bisa menjadi lebih baik.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar