Jumat, 29 Maret 2013

Antara Dia dan Suara


Antara Dia dan Suara
Oleh
Selfia Mona Peggystia


                Aungan itu terulang kembali saat ku mencoba memejamkan mata indahku, tak terasa jam dindingku berputar di angka tepat pada jam 2 malam. Ku gosok-gosok mataku dengan genggaman kedua tanganku, whaat?? Jam 2, haah..!!! sambil melototi jam dindingku, hmm fokus sama tulisan yang aku buat sendiri jadi ngga liat waktu saking jernihnya aku berfikir. Malam itupun aku langsung tidur tapi aneh kok tumben-tumbennya anjing mengaung di samping rumahku, ada apa ini?? tanyaku bingung, tapi yaa udahlah mungkin cuma perasaanku aja. Mencoba memejamkan mata sembariku memeluk boneka beruangku dan di tambah hangatnya selimutku. Aku mulai tertidur, tak lama kemudian terdengar berisik tikus-tikus yang sedang berkejar-kejaran. Aku tetap tertidur tapi stop aku terengah dengan suara tikus itu, dia mulai mengucapakan kata-kata kepadaku.. “awas-awas dia datang” sampai tiga kali tikus itu mengucapkan kata-kata itu. Tapi aku tak menghiraukannya.
            Aku tetap dengan posisiku, berbaring sambil memeluk boneka beruangku. Tiba-tiba saja tangan itu menarik erat tubuhku ingin membawaku ke suatu tempat yang entah tak aku ketahui. Dia terus menarikku hingga suaraku memanggil umi tak bisa keluar karena tarikannya sungguh erat kepadaku. Kaki dan semua anggota tubuhku kaku tak berdaya seperti orang lumpuh, ingin rasanya aku berteriak sekerasnya minta tolong tapi suaraku tak bisa keluar seperti orang bisu malam itu. Di posisiku yang masih berbaring aku membaca ayat-ayat al-qur’an, mengulang dan mengulang sampai orang yang menarikku itu pergi jauh dariku. Tak mempan jua, aku langsung menggerakkan kepalaku dan yaah.. alhamdulillah aku terbangun dengan dag dig dug di dadaku, kencang sekencang angin topan. Akupun duduk lalu memandang di sekitar kamarku, tak ada yang aneh tak ada yang beda tetap dalam keadaan semula. Al-qur’an, yaah langsung memeluk al-qur’an lalu membacanya. Tenang terasa, huuaaaffff.
            Paginya aku terbangun dengan suara adzan berkumandang, langsung saja aku menuju kamar mandi lalu menunaikan sholat subuh. Mulai terpikir olehku ketika suara dari tikus itu berbicara kepadaku, menandakan seseorang itu datang. Perasaanku bingung tak tau apa yang akan terjadi malam berikutnya. Hmm.. udahlah cuma perasaanku aja mungkin, tapi dalam hatiku aku merasa ada seseorang yang ingin mengajakku ke suatu tempat dan suara tikus itu menandakan kepadaku seseorang itu datang. Kenapa jadi begini?? Tak lama kemudian jam dindingku menunjukkan pukul 06.00 pagi, langsung ku bersiap-siap untuk ke sekolah. Semoga hal itu tidak terjadi kembali.
            Malam jumat tepatnya, seperti biasa di temani dengan lagu-lagu melo sambil sedikit membaca-baca buku. Sampai pada jam 22.00 malam akupun masih dengan kebiasaan memencet-mencet hp menjadi kebiasaanku. Lama-lama mataku tak bisa terkontrol lagi, tinggal 5 watt. Kantukku tak bisa tertahan lagi hingga aku tertidur dengan tenang. Jam 2 malam seperti malam sebelumnya suara itu mengagetkanku karena mengganggu tidur lelapku. Aku bingung tiba-tiba rambutku berubah terurai panjang. Masak iya sich aku punya rambut panjang?? tapi ku tengok rambutku masih tetap setengah bahu, lalu siapa yang berambut panjang tadi?? Perasaan mulai dag dig dug lagi, dia mencoba mendekatiku lalu menarikku kembali. Bajunya yang putih berbunga-bunga persis terlihat menarikku didepan mataku tapi aneh mukanya tak pernah bisa ku lihat. Dia terus menarikku ingin membawaku ke suatu tempat, tapi aku berusaha untuk lepas dari tarikannya itu. Lagi-lagi suaraku tak bisa jua keluar, seperti orang lumpuh dan juga bisu. Sepatah katapun tak bisa keluar dari bibirku, terjerat dalam tarikan kerasnya orang itu. Tangannya semakin kulihat putih dan pucat, rambut itu mengenai sedikit kulitku. Dingin terasa, tangan sebelahnya menarik keras tubuhku sambil melawan dengan do’a-do’a yang aku ucapkan. Menggeleng-gelengkan kepalaku dengan keras seperti yang umi katakan kepadaku. Terus ku coba dan mencoba dan lama akhirnya terbebaslah aku dari orang itu. Langsung mengambil air minum dan menceritakan semua yang terjadi kepada umiku, lalu tertidur di samping umiku. Takut hal itu terulang lagi jika aku masih di kamarku. Sungguh aku tak mengerti dengan apa yang telah terjadi, masak iya sich aku bisa melihat yang orang ngga bisa liat?? Aku ngga mau, aku ngga mau itu terjadi. Dalam hatiku aku ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja tanpa melihat orang dan mendengar suara itu lagi. Aku tak mau, Tuhan.. semoga itu tak terjadi lagi, antara dia dan suara itu. Aku masih bertanya-tanya sampai sekarang apa yang terjadi kepada diriku, masih bingung dan rasa penasarankupun semakin berlanjut ingin mengetahui apa itu dan mengapa semua terjadi kepadaku. Hhfft.. yaa sudah suatu saat pasti terjawab, biarkan waktu yang menjawab apa yang telah terjadi kepadaku dengan orang itu. Semoga tak akan terjadi kembali, amiin...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar