Antara
Dia dan Suara
Oleh
Selfia
Mona Peggystia
Aungan
itu terulang kembali saat ku mencoba memejamkan mata indahku, tak terasa jam
dindingku berputar di angka tepat pada jam 2 malam. Ku gosok-gosok mataku
dengan genggaman kedua tanganku, whaat?? Jam 2, haah..!!! sambil melototi jam
dindingku, hmm fokus sama tulisan yang aku buat sendiri jadi ngga liat waktu
saking jernihnya aku berfikir. Malam itupun aku langsung tidur tapi aneh kok
tumben-tumbennya anjing mengaung di samping rumahku, ada apa ini?? tanyaku
bingung, tapi yaa udahlah mungkin cuma perasaanku aja. Mencoba memejamkan mata
sembariku memeluk boneka beruangku dan di tambah hangatnya selimutku. Aku mulai
tertidur, tak lama kemudian terdengar berisik tikus-tikus yang sedang
berkejar-kejaran. Aku tetap tertidur tapi stop aku terengah dengan suara tikus
itu, dia mulai mengucapakan kata-kata kepadaku.. “awas-awas dia datang” sampai
tiga kali tikus itu mengucapkan kata-kata itu. Tapi aku tak menghiraukannya.
Aku
tetap dengan posisiku, berbaring sambil memeluk boneka beruangku. Tiba-tiba
saja tangan itu menarik erat tubuhku ingin membawaku ke suatu tempat yang entah
tak aku ketahui. Dia terus menarikku hingga suaraku memanggil umi tak bisa
keluar karena tarikannya sungguh erat kepadaku. Kaki dan semua anggota tubuhku
kaku tak berdaya seperti orang lumpuh, ingin rasanya aku berteriak sekerasnya
minta tolong tapi suaraku tak bisa keluar seperti orang bisu malam itu. Di
posisiku yang masih berbaring aku membaca ayat-ayat al-qur’an, mengulang dan
mengulang sampai orang yang menarikku itu pergi jauh dariku. Tak mempan jua,
aku langsung menggerakkan kepalaku dan yaah.. alhamdulillah aku terbangun
dengan dag dig dug di dadaku, kencang sekencang angin topan. Akupun duduk lalu
memandang di sekitar kamarku, tak ada yang aneh tak ada yang beda tetap dalam
keadaan semula. Al-qur’an, yaah langsung memeluk al-qur’an lalu membacanya.
Tenang terasa, huuaaaffff.
Paginya
aku terbangun dengan suara adzan berkumandang, langsung saja aku menuju kamar
mandi lalu menunaikan sholat subuh. Mulai terpikir olehku ketika suara dari
tikus itu berbicara kepadaku, menandakan seseorang itu datang. Perasaanku
bingung tak tau apa yang akan terjadi malam berikutnya. Hmm.. udahlah cuma
perasaanku aja mungkin, tapi dalam hatiku aku merasa ada seseorang yang ingin
mengajakku ke suatu tempat dan suara tikus itu menandakan kepadaku seseorang
itu datang. Kenapa jadi begini?? Tak lama kemudian jam dindingku menunjukkan
pukul 06.00 pagi, langsung ku bersiap-siap untuk ke sekolah. Semoga hal itu tidak
terjadi kembali.
Malam
jumat tepatnya, seperti biasa di temani dengan lagu-lagu melo sambil sedikit
membaca-baca buku. Sampai pada jam 22.00 malam akupun masih dengan kebiasaan
memencet-mencet hp menjadi kebiasaanku. Lama-lama mataku tak bisa terkontrol
lagi, tinggal 5 watt. Kantukku tak bisa tertahan lagi hingga aku tertidur
dengan tenang. Jam 2 malam seperti malam sebelumnya suara itu mengagetkanku
karena mengganggu tidur lelapku. Aku bingung tiba-tiba rambutku berubah terurai
panjang. Masak iya sich aku punya rambut panjang?? tapi ku tengok rambutku
masih tetap setengah bahu, lalu siapa yang berambut panjang tadi?? Perasaan
mulai dag dig dug lagi, dia mencoba mendekatiku lalu menarikku kembali. Bajunya
yang putih berbunga-bunga persis terlihat menarikku didepan mataku tapi aneh
mukanya tak pernah bisa ku lihat. Dia terus menarikku ingin membawaku ke suatu
tempat, tapi aku berusaha untuk lepas dari tarikannya itu. Lagi-lagi suaraku
tak bisa jua keluar, seperti orang lumpuh dan juga bisu. Sepatah katapun tak
bisa keluar dari bibirku, terjerat dalam tarikan kerasnya orang itu. Tangannya
semakin kulihat putih dan pucat, rambut itu mengenai sedikit kulitku. Dingin
terasa, tangan sebelahnya menarik keras tubuhku sambil melawan dengan do’a-do’a
yang aku ucapkan. Menggeleng-gelengkan kepalaku dengan keras seperti yang umi
katakan kepadaku. Terus ku coba dan mencoba dan lama akhirnya terbebaslah aku
dari orang itu. Langsung mengambil air minum dan menceritakan semua yang
terjadi kepada umiku, lalu tertidur di samping umiku. Takut hal itu terulang
lagi jika aku masih di kamarku. Sungguh aku tak mengerti dengan apa yang telah
terjadi, masak iya sich aku bisa melihat yang orang ngga bisa liat?? Aku ngga
mau, aku ngga mau itu terjadi. Dalam hatiku aku ingin menjadi orang yang
biasa-biasa saja tanpa melihat orang dan mendengar suara itu lagi. Aku tak mau,
Tuhan.. semoga itu tak terjadi lagi, antara dia dan suara itu. Aku masih
bertanya-tanya sampai sekarang apa yang terjadi kepada diriku, masih bingung
dan rasa penasarankupun semakin berlanjut ingin mengetahui apa itu dan mengapa
semua terjadi kepadaku. Hhfft.. yaa sudah suatu saat pasti terjawab, biarkan
waktu yang menjawab apa yang telah terjadi kepadaku dengan orang itu. Semoga
tak akan terjadi kembali, amiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar