Jumat, 29 Maret 2013

Berhiasnya Seragam Putih Abu-abu


Berhiasnya Seragam Putih Abu-abu
Oleh
Selfia Mona Peggystia



                Tak berucap katapun, semua terbayang dalam setiap pikirku, namun ku tahu, tiada kisah yang sangat mengindahkan selain kisah masa-masa esemaku. Masa yang ku pikir paling indah dalam hidupku, cuma sekali saja dan tak akan pernah terulang. Dari pertamaku menginjakkan kaki di esemaku yang sangat ku bangga-banggakan, bertemu teman baru dan mengubah seragamku yang dulu putih biru menjadi putih abu-abu. Sangat bermakna seragam yang ku pakai saat itu, berhias dasi abu dan topi lengkap, akupun terlihat cantik memakainya. Sebuah kelas yang kompak dan kekeluargaan, seiring perpisahan itu, aku bersama kalian semua memaknai hari-hari yang sangat singkat itu dengan kebersamaan di esema. Duduk berbarengan dan mulai memainkan senar gitar yang kedengarannya sangat indah untuk kenangan masa esemaku.
            Canda, tawa, duka, dan hiruk-pikuk pada waktu itu menjadi dilema dalam kalbuku di masa esema. Terbayang-bayang ketika menghadapi ujian bersama, memberi sebuah kunci jawaban dengan jemari tangan, menggaruk-garuk kepala walau tak terasa gatal, mengangkat telunjuk dan jari tengah yang berarti kunci jawaban B. Tak pernah terlupakan, berkasih dan saling memberi demi pejuangan masa-masa esema. Melihat teman duduk berdua di seputaran kelas, wajah-wajah imut berlenggak-lenggok menuju kamar kecil hanya untuk merapikan penampilannya. Duduk di atas perapian rerumputan hanya sekedar menikmati jam istirahat, melihat bayanganku duduk bersama teman-teman saling bercanda dan bercerita tentang waktu itu, terbersit dalam benakku akan selalu merindukan masa-masa esemaku.
            Berlari-lari kecil melewati kelas hanya ingin bersembunyi dari guru yang selalu memakai kacamata itu. Rambutnya yang terurai dan bayangan ceplas-ceplosnya yang tak henti-henti, kujuluki dia mak lampir. Aku takut tapi aku sangat berani, keluar kelas menuju kantin di saat jam pelajaran. Memang kadang aku tak menaati peraturan tapi itulah masa-masa esemaku. Masa pertengahan dari kehidupanku yang akan berlanjut ke tahapan yang lebih dewasa. Sering terlintas pikiran ketika melihat mahasiswi, apakah kuliah itu juga indah seperti esema? Apa orang lebih memilih penampilan bebas yang terbatas sambil menjalani pendidikan? Entahlah.. aku tah paham karena aku masih memakai seragam putih abu-abu. Jarak yang sangat dekat untuk melangkah menjadi seorang mahasiswi. Hanya berbekal pribadi dan tampilan yang baik semua akan terlaksana dengan baik.
            Masa esemaku.. akan kujadikan sebuah kisah dalam satu sampul buku kehidupan yang tak akan pernah terlupa dan selalu terbayang-bayang dalam benakku. Masa yang sungguh mengindahkan bisa mengenal semua yang telah ku kenal dan satu hal yang ingin ku ucapkan dalam tulisanku ini, “teman.. aku sangat bahagia mengenal kalian, jangan saling melupakan karena kalian semua ada dalam hatiku, tersenyumlah kalian.. aku sangat menyayangi kalian.” Tak lama lagi perpisahan itu akan datang, dan waktu yang sangat singkat ini akan ku warnai bersama kalian. Sebelum berpisah dengan kalian semua, aku ingin kisah esema kita menjadi kenangan abadi di hati masing-masing. Dan jangan anggap perpisahan ini akhir dari pertemanan, perpisahan bukanlah perpisahan tetapi berpisah sementara untuk berjumpa kembali. Aku akan selalu mengenang masa esema ini. Pelajaran yang sangat berarti bagiku, masa esemaku yang penuh dengan kisah-kisah yang tiada akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar