Jumat, 29 Maret 2013

Kado Terindah


Cerpen
Kado Terindah
Oleh
Selfia Mona Peggystia

            Heningnya malam, ku tatap langit-langit di kamarku. Bayangan dirinya slalu menghantuiku di saat aku ingin kehadirannya di sisi. Tak tersadar aku membuka jendela kamarku, lalu melihat sinar bintang dan bulan yang bertaburan menerangi dunia. Aku hanya wanita biasa yang mempunyai cinta, cinta yang tergores luka. Waauuww.. puitis banget sich kata-kataku, emmmm.. kenalin namaku Megami Kira. Aku akrab di panggil Kira oleh keluargaku dan juga teman-temanku. Tak lama kemudian the song of Justin Bieber terdengar dari ponselku. “Baby 3x oohh.. Like baby 3x oohh..”. Ternyata si Laksmi yang mengcalling aku.

Laksmi: Happy birthday Kira, happy birthday happy birthday.. Happy birthday Kira... Sob met ultah yang ke 17 iya, moga-moga kamu panjang umur sehat selalu en yang pasti slalu dalam lindungan_Nya.
Kira: Amiin, thanks iya sob. Kamu emang sahabatku yang paling baek, kamu juga yang pertama ngucapin selamet ultah ke aku. Sekali lagi, thanks iy...
Laksmi: Iya iyaa.. ngantuk banget nich Ra, aku tinggal bobok duluan iya. Tadi sebenernya uda bobok tapi aku paksaen ajja buat bangun. Hmm buat ngucapin selametan ke kamu.
Kira: Baek banget sich kamu. Iya uda nice dreams iya sob.
Laksmi: Okay, see you.
Kira: See you juga.

            Setelah lepas dari genggaman ponselku, aku langsung beranjak mengambil diaryku. Aku ingin malam ini menjadi saksi luka di hatiku. Secercah kata demi kata aku tuangkan ke dalam diaryku. Akupun menulis dan menulis semua yang ada dalam pikiranku.

            Dear diary..
Malam ini memang begitu indah tapi tak seindah yang ku alami. Di umurku yang ke 17 ini, aku bingung.. kesal dan penuh amarah. Seharusnya yang pertama ngucapin selametan cuma dia dan hanya dia. Hubunganku dengan dia memang masih status berpacaran, aku tak tau dia ingat atau nggak dengan ultahku yang ke 17 ini. Meski mungkin dia lupa akan diriku, tapi rasa ini akan terus ada di hatiku.
            Aku sedih, aku rindu dia Tuhan. Pikiranku buyar entah kemana, penuh tanda tanya. Di saat dia butuh diriku, aku berusaha datang untuknya. Tapi kenapa?? Di saat aku sangat butuh dirinya, dia tak pernah ada untukku. Sungguh kau tega denganku, kau menghilang dari pandanganku. Aku tak mengerti rasa ini, goresan luka yang kau tinggalkan untukku. Darimu sang dambaan jiwa.

            Tak ku sangka butiran kristal bening mengalir dari sudut mataku. Akupun langsung menghapus air mataku, lalu mencoba untuk memejamkan mata indahku. Berharap esok akan lebih baik dan menyenangkan.
            Keesokan harinya...
Suara burung berkicauan di pagi hari membuat mataku perlahan terbuka. Hari sudah pagi, akupun langsung bersiap-siap untuk ke sekolah. Seperti biasa sarapan sudah menungguku, dan semua orang di rumahku tak ada satupun yang ku dapati di meja makan.

Kira: Aneeh yaa, kok sepi gini sich. Papa mama mana, si Zopi juga gag keliatan batang hidungnya. Bik Minah, bik... (Suaraku memanggil)
Bik Minah: Iya mba’.. ada apa??
Kira: Yang laen kemana bik, kok sepi gini.
Bik Minah: Oohh si Ibu dan Bapak sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali non, katanya sich ada urusan penting.  
Kira: Oohh gitu, timben-tumben papa mama gag sarapan dulu, jadi sepi nich meja makan. Bibik temenin Kira sarapan iya?? (Pintaku)

            Ketika bik Minah mau menjawab , tiba-tiba ada suara papa mama dan Zopi menyanyikan lagu “Happy Birthday”. Duuchh senengnya, kirain semua orang di rumah ini lupa akan hari ultahku. Aku bahagia pagi ini, percakapan antar keluarga kian meramaikan sweet 17 ku. Aksi memberi kadopun terjadi, adu duu.. pagi-pagi uda dapet kado gini. Dari Zopi dan juga bik Minah, akupun langsung berterima kasih kepada mereka semua. Luph you all....
            Tak lama kemudian, aku beranjak dari tempat dudukku. Lalu mengucapkan salam kepada mereka, tak lupa juga aku mencium papa mama. Makasi iya pa, ma.. Kira sayang kalian semua. Papa mamapun tersenyum indah kepadaku, pagi ini memang indah berkumpul dengan keluarga. Aku sangat bersyukur memiliki mereka, lalu aku mengambil mobilku di bagasi samping rumahku. Aku membunyikan radio mobilku, lalu lagu Justin Bieber menyapaku pagi itu. Akupun menikmati lagu  tersebut, I like it...
            At school...
Di parkiran sudah dipadati oleh siswa/siswi yang sedang memakirkan mobilnya. Saat di depan kelasku, Laksmi langsung mengagetkanku dan memberi sebuah kado untukku. Laksmi memang sahabatku yang paling baek, puisi yang di selipkan di kado itu juga berisi tentang pengalaman pribadiku. Laksmi sengaja membuatkan puisi khusus untukku. Lalu aku duduk di tempat dudukku, aku mulai bercakap-cakap dengan Laksmi yang sekaligus duduk denganku. Kebetulan lagi gag ada guru, hanya Laksmi yang sangat-sangat peduli terhadapku, kapanpun aku butuh dia. Dia selalu ada untukku, tidak seperti “dia” yang tiba-tiba menghilang dari pandanganku. Menghilang tanpa mengingat diriku. Akupun mulai bercerita kepada Laksmi tentang semua yang terjadi di diriku, aku tak bisa memendam sendiri. Aku tak bisa memendam sendiri, aku butuh temen curhat seperti Laksmi.

Kira: Sob, kenapa dia tiba-tiba ngilang gini. Sama sekali tidak mengingat hari ultahku, pas dia butuh baru dia kembali kepadaku. Uda 2 kali ini dia giniin aku, aku tak mengharapkan apa-apa dari dia. Aku hanya ingin dia mengucapkan selametan ke aku, di saat umurku genap 17 tahun. Tapi apa?? Balasannya kaya gini. (Sambil meneteskan air mata).
Laksmi: Cup cup cup... (Sambil menyodorkan tisu kepadaku).
Uda jangan di pikirin lagi, dia memang cowok yang gag punya perasaan. Dia uda nyakitin kamu, ninggalin kamu. Cowok seperti dia tidak perlu di tangisi, brengsek tuw cowok. Uda cari yang lain aja, masi banyak kok cowok yang lebih baik dari dia, yang sayang sama kamu. (Mengeluarkan ekspresi marah).
Kira: Gag bisa secepet itu, aku gag bisa. (Menangis dan terus menangis).
Aku gag ngerti perasaanku ini, gag bisa ilang. Aku sakit karena dia tapi di sisi lain aku sayang dia.
Laksmi: Iya, aku ngerti perasaan kamu. Kamu memang cewek paling sabar yang pernah aku kenal. Kalo cewek di sakitin kaya kamu, uda dari kemarin-kemarin di putusian lalu mencari target baru. Tapi kamu gag, aku salut sama sikapmu yang sabar. Coba dia ultah, dari jauh-jauh hari kamu persiepin kado buat dia. Tapi dia gag, ucapan aja gag pernah di lontarin dari mulutnya. Buang jauh-jauh dah perasaanmu ke dia, jangan sedih lagi yaa..
Kira: Mungkin ini adalah kado terindah yang takkan pernah aku lupakan di sweet 17 ku. Kado yang penuh dengan goresan luka, kado ini akan terpendam slamanya di hatiku.
Laksmi: Sob, jangan nangis lagi yaa. Jelek tuw kalo kamu nangis, senyum dunks biar manis. (Mencoba meledek sekaligus menghibur).
Kira: Hmm... mengusap air mata dengan punggung tangan. Makasi ya sob, uda mau dengerin curhatku. Aku beruntung memiliki sahabat seperti kamu. Thanks sekali lagi.
Laksmi: Iya sob, aku akan selalu ada untukmu kapanpun kau butuh diriku. Uda jangan sedih lagi yaa entar aku cariin penggantinya deech.. Hehhe, hadapi dengan senyuman aja pasti suatu saat dia bakalan dapet balesannya.
Kira: Moga-moga aja dia cepet sadar.

            Setelah berlama-lama bercerita, gurupun datang untuk mengajar di kelasku. Saat itu juga mataku agak memerah sampai guru tersebut menanyaiku, apa yang tlah terjadi denganku. Aku hanya menggeleng tanpa berkata apapun, Laksmi berusaha menjelaskan tak ada apa-apa yang terjadi denganku. Gurupun langsung memulai membahas pelajaran dan seperti biasa aku belajar tanpa terganggu dengan apa yang aku alami, aku berusaha berkonsentrasi pada pelajaranku.
            Hari itu memang hari bahagiaku tapi aku tak sebahagia orang-orang yang merayakan sweet 17 nya. Di saat orang di beri ucapan dari orang-orang yang di sayang, aku malah sebaliknya. Ucapan yang selalu terbayang dalam lamunanku dan tak akan pernah terjadi. Ini adalah kado terindah untukku, kado terindah yang menyimpan luka dan pedih di hatiku. Tak akan pernah ku lupakan dan akan terpendam slamanya di hatiku. Cinta yang dulu ada, kini hilang entah kemana tapi perasaanku selalu ada untuknya. Terima kasih cinta, semoga kau tersadar telah menyakiti hatiku. Aku berharap kau kembali dan memulai yang lebih baik dari yang pernah aku alami. Cinta yang tulus, cinta sejati tak memerlukan banyak kata. Satu perbuatan saja sudah lebih dari cukup di bandingkan dengan seribu kata. Hargailah orang yang mencintaimu karena belum tentu orang yang kau cintai seperti orang yang mencintaimu.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar