Cerpen
Kado Terindah
Oleh
Selfia Mona Peggystia
Heningnya malam, ku tatap langit-langit di kamarku.
Bayangan dirinya slalu menghantuiku di saat aku ingin kehadirannya di sisi. Tak
tersadar aku membuka jendela kamarku, lalu melihat sinar bintang dan bulan yang
bertaburan menerangi dunia. Aku hanya wanita biasa yang mempunyai cinta, cinta
yang tergores luka. Waauuww.. puitis banget sich kata-kataku, emmmm.. kenalin
namaku Megami Kira. Aku akrab di panggil Kira oleh keluargaku dan juga
teman-temanku. Tak lama kemudian the song of Justin Bieber terdengar dari
ponselku. “Baby 3x oohh.. Like baby 3x oohh..”. Ternyata si Laksmi yang
mengcalling aku.
Laksmi: Happy birthday
Kira, happy birthday happy birthday.. Happy birthday Kira... Sob met ultah yang
ke 17 iya, moga-moga kamu panjang umur sehat selalu en yang pasti slalu dalam
lindungan_Nya.
Kira: Amiin, thanks iya
sob. Kamu emang sahabatku yang paling baek, kamu juga yang pertama ngucapin
selamet ultah ke aku. Sekali lagi, thanks iy...
Laksmi: Iya iyaa.. ngantuk
banget nich Ra, aku tinggal bobok duluan iya. Tadi sebenernya uda bobok tapi
aku paksaen ajja buat bangun. Hmm buat ngucapin selametan ke kamu.
Kira: Baek banget sich
kamu. Iya uda nice dreams iya sob.
Laksmi: Okay, see you.
Kira: See you juga.
Setelah lepas dari genggaman ponselku, aku langsung
beranjak mengambil diaryku. Aku ingin malam ini menjadi saksi luka di hatiku.
Secercah kata demi kata aku tuangkan ke dalam diaryku. Akupun menulis dan
menulis semua yang ada dalam pikiranku.
Dear diary..
Malam ini memang begitu
indah tapi tak seindah yang ku alami. Di umurku yang ke 17 ini, aku bingung..
kesal dan penuh amarah. Seharusnya yang pertama ngucapin selametan cuma dia dan
hanya dia. Hubunganku dengan dia memang masih status berpacaran, aku tak tau
dia ingat atau nggak dengan ultahku yang ke 17 ini. Meski mungkin dia lupa akan
diriku, tapi rasa ini akan terus ada di hatiku.
Aku sedih, aku rindu dia Tuhan. Pikiranku buyar entah
kemana, penuh tanda tanya. Di saat dia butuh diriku, aku berusaha datang
untuknya. Tapi kenapa?? Di saat aku sangat butuh dirinya, dia tak pernah ada
untukku. Sungguh kau tega denganku, kau menghilang dari pandanganku. Aku tak
mengerti rasa ini, goresan luka yang kau tinggalkan untukku. Darimu sang
dambaan jiwa.
Tak ku sangka butiran kristal bening mengalir dari sudut
mataku. Akupun langsung menghapus air mataku, lalu mencoba untuk memejamkan
mata indahku. Berharap esok akan lebih baik dan menyenangkan.
Keesokan harinya...
Suara burung berkicauan di
pagi hari membuat mataku perlahan terbuka. Hari sudah pagi, akupun langsung
bersiap-siap untuk ke sekolah. Seperti biasa sarapan sudah menungguku, dan
semua orang di rumahku tak ada satupun yang ku dapati di meja makan.
Kira: Aneeh yaa, kok sepi
gini sich. Papa mama mana, si Zopi juga gag keliatan batang hidungnya. Bik
Minah, bik... (Suaraku memanggil)
Bik Minah: Iya mba’.. ada
apa??
Kira: Yang laen kemana
bik, kok sepi gini.
Bik Minah: Oohh si Ibu
dan Bapak sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali non, katanya sich ada
urusan penting.
Kira: Oohh gitu,
timben-tumben papa mama gag sarapan dulu, jadi sepi nich meja makan. Bibik
temenin Kira sarapan iya?? (Pintaku)
Ketika bik Minah mau menjawab , tiba-tiba ada suara papa
mama dan Zopi menyanyikan lagu “Happy Birthday”. Duuchh senengnya, kirain semua
orang di rumah ini lupa akan hari ultahku. Aku bahagia pagi ini, percakapan
antar keluarga kian meramaikan sweet 17 ku. Aksi memberi kadopun terjadi, adu
duu.. pagi-pagi uda dapet kado gini. Dari Zopi dan juga bik Minah, akupun
langsung berterima kasih kepada mereka semua. Luph you all....
Tak lama kemudian, aku beranjak dari tempat dudukku. Lalu
mengucapkan salam kepada mereka, tak lupa juga aku mencium papa mama. Makasi
iya pa, ma.. Kira sayang kalian semua. Papa mamapun tersenyum indah kepadaku,
pagi ini memang indah berkumpul dengan keluarga. Aku sangat bersyukur memiliki
mereka, lalu aku mengambil mobilku di bagasi samping rumahku. Aku membunyikan
radio mobilku, lalu lagu Justin Bieber menyapaku pagi itu. Akupun menikmati
lagu tersebut, I like it...
At school...
Di parkiran sudah
dipadati oleh siswa/siswi yang sedang memakirkan mobilnya. Saat di depan
kelasku, Laksmi langsung mengagetkanku dan memberi sebuah kado untukku. Laksmi
memang sahabatku yang paling baek, puisi yang di selipkan di kado itu juga
berisi tentang pengalaman pribadiku. Laksmi sengaja membuatkan puisi khusus
untukku. Lalu aku duduk di tempat dudukku, aku mulai bercakap-cakap dengan
Laksmi yang sekaligus duduk denganku. Kebetulan lagi gag ada guru, hanya Laksmi
yang sangat-sangat peduli terhadapku, kapanpun aku butuh dia. Dia selalu ada
untukku, tidak seperti “dia” yang tiba-tiba menghilang dari pandanganku.
Menghilang tanpa mengingat diriku. Akupun mulai bercerita kepada Laksmi tentang
semua yang terjadi di diriku, aku tak bisa memendam sendiri. Aku tak bisa
memendam sendiri, aku butuh temen curhat seperti Laksmi.
Kira: Sob, kenapa dia
tiba-tiba ngilang gini. Sama sekali tidak mengingat hari ultahku, pas dia butuh
baru dia kembali kepadaku. Uda 2 kali ini dia giniin aku, aku tak mengharapkan
apa-apa dari dia. Aku hanya ingin dia mengucapkan selametan ke aku, di saat
umurku genap 17 tahun. Tapi apa?? Balasannya kaya gini. (Sambil meneteskan air
mata).
Laksmi: Cup cup cup...
(Sambil menyodorkan tisu kepadaku).
Uda jangan di pikirin
lagi, dia memang cowok yang gag punya perasaan. Dia uda nyakitin kamu,
ninggalin kamu. Cowok seperti dia tidak perlu di tangisi, brengsek tuw cowok.
Uda cari yang lain aja, masi banyak kok cowok yang lebih baik dari dia, yang
sayang sama kamu. (Mengeluarkan ekspresi marah).
Kira: Gag bisa secepet
itu, aku gag bisa. (Menangis dan terus menangis).
Aku gag ngerti perasaanku
ini, gag bisa ilang. Aku sakit karena dia tapi di sisi lain aku sayang dia.
Laksmi: Iya, aku ngerti
perasaan kamu. Kamu memang cewek paling sabar yang pernah aku kenal. Kalo cewek
di sakitin kaya kamu, uda dari kemarin-kemarin di putusian lalu mencari target
baru. Tapi kamu gag, aku salut sama sikapmu yang sabar. Coba dia ultah, dari
jauh-jauh hari kamu persiepin kado buat dia. Tapi dia gag, ucapan aja gag
pernah di lontarin dari mulutnya. Buang jauh-jauh dah perasaanmu ke dia, jangan
sedih lagi yaa..
Kira: Mungkin ini adalah
kado terindah yang takkan pernah aku lupakan di sweet 17 ku. Kado yang penuh
dengan goresan luka, kado ini akan terpendam slamanya di hatiku.
Laksmi: Sob, jangan
nangis lagi yaa. Jelek tuw kalo kamu nangis, senyum dunks biar manis. (Mencoba
meledek sekaligus menghibur).
Kira: Hmm... mengusap air
mata dengan punggung tangan. Makasi ya sob, uda mau dengerin curhatku. Aku
beruntung memiliki sahabat seperti kamu. Thanks sekali lagi.
Laksmi: Iya sob, aku akan
selalu ada untukmu kapanpun kau butuh diriku. Uda jangan sedih lagi yaa entar
aku cariin penggantinya deech.. Hehhe, hadapi dengan senyuman aja pasti suatu
saat dia bakalan dapet balesannya.
Kira: Moga-moga aja dia
cepet sadar.
Setelah berlama-lama bercerita, gurupun datang untuk
mengajar di kelasku. Saat itu juga mataku agak memerah sampai guru tersebut
menanyaiku, apa yang tlah terjadi denganku. Aku hanya menggeleng tanpa berkata
apapun, Laksmi berusaha menjelaskan tak ada apa-apa yang terjadi denganku.
Gurupun langsung memulai membahas pelajaran dan seperti biasa aku belajar tanpa
terganggu dengan apa yang aku alami, aku berusaha berkonsentrasi pada pelajaranku.
Hari itu memang hari bahagiaku tapi aku tak sebahagia
orang-orang yang merayakan sweet 17 nya. Di saat orang di beri ucapan dari
orang-orang yang di sayang, aku malah sebaliknya. Ucapan yang selalu terbayang
dalam lamunanku dan tak akan pernah terjadi. Ini adalah kado terindah untukku,
kado terindah yang menyimpan luka dan pedih di hatiku. Tak akan pernah ku
lupakan dan akan terpendam slamanya di hatiku. Cinta yang dulu ada, kini hilang
entah kemana tapi perasaanku selalu ada untuknya. Terima kasih cinta, semoga
kau tersadar telah menyakiti hatiku. Aku berharap kau kembali dan memulai yang
lebih baik dari yang pernah aku alami. Cinta yang tulus, cinta sejati tak
memerlukan banyak kata. Satu perbuatan saja sudah lebih dari cukup di
bandingkan dengan seribu kata. Hargailah orang yang mencintaimu karena belum
tentu orang yang kau cintai seperti orang yang mencintaimu.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar